SUMBER – Menumbuhkan minat baca pada masyarakat, apalagi kepada remaja, adalah tindakan gampang-gampang susah. Perlu cara khusus agar mereka pun mau mengalihkan segala perhatiannya kepada kegiatan membaca, salah satunya mendatangkan mentor yang syarat pengalaman dengan aktivitas tersebut. Kemarin, Taman Baca Masyarakat (TBM) Al-Huuriyah Desa Munjul Kecamatan Astanajapura, mengundang sebagian besar santri Blok Kedung Subur untuk hadir dalam sebuah seminar bertemakan “Remaja Gaul Berteman Buku”. Dalam seminar tersebut, panitia mengundang penulis buku Young Husnudzon Faisal Hilmi STh.I dan Kepala Seksi Sirkulasi dan Pengembangan Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan Kabupaten Cirebon, H Harcan SSos. Di depan para santri yang mayoritas didominasi kaum hawa ini, Hilmi menceritakan pengalaman pertamanya berkenalan dengan buku. Awalnya, dia sama seperti remaja pada umumnya, malas dalam membaca, kecuali Alquran. Namun, pada suatu hari, kakak sepupuhnya membawa sebuah novel karangan Habiburrahman Al-Sirazi yang terkenal saat itu, yakni Ayat-Ayat Cinta. Alhasil, pria yang lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, menjadi gemar membaca dan menuntun ilmu, sampai-sampai mampu menuliskan pengalaman hidupnya dalam sebuah buku yang berjudul Young Husnudzon. “Ayat-Ayat Cinta, menjadikan saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan buku,” katanya. Tidak jatuh cinta, H Harcan menambahkan, dengan membaca buku dapat mengubah nasib seseorang, dari yang terpuruk akibat kegagalan hidup sampai akhirnya sukses menjadi wirausahawan. “Ini kisah nyata yang dialami oleh salah satu pengunjung setia Perpustakaan Daerah,” imbuhnya. Artinya, membaca dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Karena, dalam buku pasti ada kiat, nasihat dan pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti jadi mengerti, dari yang mengerti menjadi lebih mengerti,” bebernya. Kemudian, banyak kisah yang menceritakan, setiap orang besar itu, aktivitas yang tidak pernah ditinggalkannya adalah membaca buku. Bahkan, di rumahnya pasti mempunyai perpustakaan pribadi. “Setiap ada waktu senggang, pasti mereka sempatkan untuk membaca buku,” ujarnya. Oleh karena itu, mulai dari sekarang mulai tanamkan minat baca dalam benak seluruh masyarakat. Perpustakaan Daerah mempunyai koleksi ratusan ribu judul buku, mulai dari buku bacaan anak-anak, sampai umum. “Jika telat mengembalikan kami tidak kenakan denda, tapi si peminjam disuruh milih, mau hafalan ayat Alquran, hafalan doa sehari-hari atau menjelaskan rangkuman buku yang sudah dibaca, tinggal pilih saja,” ungkapnya. Sementara, ketua panitia kegiatan Malyanatul Huuriyah mengatakan seminar ini salah satu upaya Taman Baca Masyarakat (TBM) Al-Huuriyah untuk mengajak masyarakat, khususnya santri untuk minat terhadap membaca. Apalagi, akses santri untuk membuka internet sangat terbatas, maka perlu adanya media yang dapat menambah wawasan para santri selain ilmu agama yang mereka dapat dari pondok pesantren. “Kalau untuk mengajak langsung pasti sulit, jadi harus ada trik yang bisa menggerakkan para santri ini agar mau membaca buku,” katanya. Di Taman Baca Masyarakat (TBM) Al-Huuriyah sudah ada 1.000 sampai 2.000 judul buku, mulai dari buku bacaan anak-anak, remaja, mahasiswa sampai umum. “Kami ingin membaca jadi budaya disini, sehingga santri dan masyarakat umum mempunyai kualitas dalam menghadapi dinamika jaman,” pungkasnya. (jun)
Mengajak Santri Bagaimana Jatuh Cinta Pada Buku
Sabtu 05-03-2016,09:27 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :