Mider Buk, Tradisi Para Kuwu Mengelilingi Batas Desa

Sabtu 05-03-2016,09:32 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Pernah dengar tradisi mider buk? Tradisi ini sudah hampir tidak dapat dijumpai. Padahal tradisi adat yang dilakukan oleh para kuwu dan perangkat desa ini, memiliki nilai filosofis dan sarat makna. Maka dari itu, Sanggar Seni Nimas Mayangsari berupaya mengaktualisasikan tradisi ini dalam pelaksanaan kirab budaya memperingati HUT Kabupaten Cirebon, April mendatang. JAMAL SUTEJA, Sumber \"KITA ingin mengingatkan kembali masyarakat dan khususnya para kuwu mengenai tradisi ini, sebab banyak kuwu saat ini tidak tahu tradisi mider buk,\" ucap Ketua Sanggar Seni Nimas Mayangsari, H Toto Sugiarto SE kepada Radar. Kondisi perubahaan zaman, membuat tradisi mider buk sudah banyak dilupakan masyarakat Cirebon. Tradisi ini sendiri disebut mulai ada saat masa pemerintahan Katumenggungan Cakrabuana. Mider buk memiliki arti tradisi proses para kuwu mengelilingi batas wilayah desa, dengan membawa pusaka sambil melantunkan kalimat toyyibah. Menurut Toto, tradisi ini memiliki tujuan agar seorang kuwu mengetahui secara langsung batas wilayah desanya. Selain itu, kuwu juga mengetahui pasti kondisi langsung sosial masyarakat. Sementara lantunan kalimat toyyibah yang dikumandangkan menandakan untuk mengagungkan asma Allah dan sebagai rasa syukur atas karunia yang diberikan kepada penduduk. \"Tradisi ini biasanya dilakukan setiap pergantian jabatan kuwu. Mereka tidak hanya melihat peta batas wilayah, tapi benar-benar terjun langsung melihat kondisi wilayahnya, kalau batasnya sampai sawah maka harus terjun ke sawah,\" kata Toto. Pelaksanaan tradisi adat mider buk, kata Toto, sudah mulai hilang saat zaman Belanda. Para kuwu yang memiliki pusaka seperti keris dan tongkat sebagai tanda jabatan diganti dengan simbol-simbol pangkat dan lainnya. Menurutnya, sejak zaman dulu hingga kini hampir semua kuwu di Cirebon memiliki pusaka. Sebagai contoh di Desa Bojong Lor, itu masih memiliki pusaka tongkat dan baju takwa. Karena perubahan zaman, tradisi ini semakin tergerus dan ditinggalkan. Maka dari itu, pihaknya memiliki rencana pada kirab budaya dalam rangka HUT Pemkab Cirebon untuk menampilkan tradisi mider buk. Tak hanya tradisi mider buk, pihaknya akan menampilkan pasukan baksa. Pasukan ini merupakan pasukan yang di bawah komando Ki Gede. Pasukan ini pula yang berfungsi untuk membabad hutan dalam rangka perluasan wilayah. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait