CIREBON - Bakteri Difteri kembali menyebar. Kini korbanya adalah seorang bocah berinisla BA (5,5) warga Desa Karangkendal, Blok Jamban, RT 004, RW, 002 Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Bocah laki-laki tersebut diketahui terinfeksi virus Difteri, ketika orang tua nya memeriksakan korban yang sedang sakit ke Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Kota Cirebon, Selasa (15/3) pukul 04.00 WIB.
Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh pihak RSUD Gunung Jati, korban mengalami ciri-ciri yang persis dengan gejala Difteri. \" Pasien yang sesak nafas, flu, dan pada saat dipegang di bagian leher, pasien merasa kesakitan. Apa yang dialami pasien merupakan sebuah gejala atau tanda bahwa korban terinfeksi virus Difteri,\" kata Direktur RSUD Gunung Jati, drg Heru Purwanto, tadi siang (15/3).
Selanjutnya korban pun langsung diuji laboraturium untuk memastikan apakah korban benar-benar terinfeksi virus Difteri. Ternyata hasilnya positif Difteri, kemudian pada pukul 09.00 WIB korban segera dibawa ke ruang isolasi Flu Burung untuk dilakukan perawatan.
drg Heru mengharapkan kepada masyarkat agar sadar akan pentingnya imunisasi, karena dengan imunisasi itu termasuk sebagai upaya pencegahan penularan virus Difteri. \"Dikatakan oleh Menteri Kesehatan bahwa vaksin imunisasi itu halal,\" tutur Heru.
Dari catatan radarcirebon.com sudah ada 4 penderita Difteri yang meninggal di RSUD Gunung Jati. Sebanyak 3 orang berasal dari Desa Sampih, Kec Susukanlebak, Kab Cirebon, dan 1 orang dari Ligung, Majalengka.
drg Heru mengatakan, dalam kasus penyakit Difteri di Desa Sampih tersebut karena ada 1 RW yang warganya tidak mau menerima imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) sehingga mereka terjangkit penyakit menular tersebut. Menurutnya penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung (udara), pemukiman yang padat, nutrisi yang kurang baik, dan kebersihan yang kurang. “Kebanyakan penyakit Difteri ini menyerang usia 2-14 tahun,” katanya. (fazri)