Warga Majasari Geger, Ada Semburan Air Berbau Gas

Kamis 17-03-2016,09:36 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LIGUNG - Masyarakat Desa Majasari Kecamatan Ligung dihebohkan dengan semburan air berbau gas tepat di depan balai desa. Semburan yang diduga gas tersebut membuat masyarakat setempat khawatir. Cecep (42) merupakan warga yang pertama kali menemukan semburan gas tersebut Senin (14/3) sekitar pukul 05.30. Cecep langsung melaporkan kejadian tersebut ke pemdes. Kepala Desa Majasari, Tono Suntana mengatakan pihaknya mendapat laporan dari salah seorang warga tentang semburan air yang berbau seperti gas. Gelembung air keluar dari permukaan tanah (aspal). Pihaknya berinisiatif untuk menggali guna mencari tahu asal air tersebut. Mulai dari titik pertama digali sampai akhirnya ada tiga titik dengan jarak berdekatan. “Saya langsung ke lokasi usai melakukan takziah karena ada warga yang meninggal. Sekitar pukul 08.30 kami bersama perangkat desa mencari tahu asal muasal air yang keluar itu. Aspal digali dengan menggunakan linggis. Ternyata itu bukan air tetapi seperti minyak dan menimbulkan bau yang sangat menyengat,” jelasnya di balai desa Rabu (16/3). Pihaknya juga menggali bagian tanah yang lain guna mengetahui apakah sumbernya berasal dari akar pohon beringin. Pemdes mencoba memotong akar pohon beringin tetapi justru malah muncul di titik lainnya. “Kami langsung melapor ke muspikadan Dinas PSDAPE. Sudah kami potong akar pohon tetapi di dalam tanah tetap keluar gelembung air. Kami masih menunggu tindak lanjut dari instansi terkait,” imbuhnya. Hingga dua hari pasca kejadian tersebut belum ada tindakan dari pihak terkait, sehingga pihaknya menutup lokasi semburan sekitar pukul 02.00 dini hari (kemarin malam) guna menghindari keresahan warga. “Setelah ditutup malah muncul lagi di lokasi yang berdekatan. Kami berharap dinas terkait turun langsung ke lokasi guna melihat langsung kondisi tersebut,” pintanya. Di wilayah Majasari pernah dilakukan survei seismik namun jaraknya cukup jauh sekitar 2 kilometer dan dilakukan dua bulan lalu. Pihaknya mengaku kurang mengetahui apakah hal tersebut merupakan dampak dari kegiatan seismik atau bukan. Salah seorang warga setempat Sukari mengaku resah pasca munculnya semburan tersebut. Dia khawatir kejadian itu seperti peristiwa lumpur Lapindo di Sidoarjo. Masyarakat berharap pemerintah kabupaten segera menurunkan tim ahli untuk mencari tahu penyebab gelembung-gelembung minyak yang keluar dari dalam tanah itu, serta memastikan keamanan yang ditimbulkan dari gelembungan air itu. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait