Komputer Kurang, Terpaksa Dibagi Tiga Shift

Selasa 05-04-2016,09:37 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) menjadi hal baru di Kota Cirebon, kemarin. Pelaksanaan UNBK dilakukan kali pertama tahun 2016. Dengan perangkat komputer yang belum mencukupi kebutuhan seluruh siswa kelas XII yang mengikuti Ujian Nasional (UN), pelaksanaan UNBK dibagi tiga shift. Pagi hingga sore hari. Ketua Umum UN Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon Dra Sri Wahyuning Hadi MSi mengatakan, tahun ini masih menggunakan dua model ujian. Yaitu UNBK dengan sistem komputerisasi dan UN dengan alat tulis pensil kertas. \"Ini tahun pertama menggunakan UNBK. Baru ada enam sekolah yang menyelenggarakannya,\" ujar perempuan yang akrab disapa Yuni itu kepada Radar, Senin (4/4). Enam sekolah setingkat SMA yang menerapkan UNBK adalah SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, SMAN 6, SMA BPK Penabur, dan SMA Santa Maria. UN tahun 2016 ini diberlakukan UNBK bagi sekolah yang sudah memiliki fasilitas seperangkat komputer di sekolahnya. Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online. Di mana, kata Yuni, soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload). Secara keseluruhan di Kota Cirebon, ada 6 SMA, 5 SMK dan 1 SMP yang akan melakukan UNBK pada UN tingkat SMA/SMK/MA. Sekolah penyelenggara UNBK sudah memiliki kesiapan mengadakan fasilitas komputer dengan ketentuan 1/3 komputer ditambah 10 persen dari jumlah peserta UN. \"Uji coba UNBK telah dilakukan. Semoga selama UN ini semua berjalan lancar tanpa kendala apa pun,\" harapnya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Dr H Wahyo MPd menjelaskan, UNBK sangat tergantung pada server dan listrik. Karena itu, Disdik Kota Cirebon mengajukan surat kepada PLN Area Cirebon, agar tidak ada pemadaman listrik di wilayah sekolah yang menggelar UNBK, selama proses ujian berlangsung. Terpisah, Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi menyempatkan untuk melihat pelaksanaan UN pada program kejar paket C yang berlangsung di SMK Negeri 1 Lemahabang. Bupati Sunjaya yang datang sekitar pukul 13.45, langsung menghampiri para peserta UN program kejar paket C yang sebagian besar sudah menyelesaikan tugasnya untuk melingkari lembar jawaban yang sudah disediakan. Selain memantau, dia juga memberikan motivasi kepada peserta agar lulus UN dan mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Jangan tegang, kerjakan soal dengan baik dan benar. Insya Allah, bapak-bapak, ibu-ibu dan adik-adiku semua yang ikut UN paket C lulus semua,” katanya. Di Kabupaten Cirebon sendiri, dari 21.963 peserta UN, ada 29 siswa yang tidak mengikuti ujian. Secara keseluruhan pelaksanaan UN, mulai dari UN paper test, UNBK, dan Paket C. Wakasek Kurikulum SMKN 1 Kedawung, Asep Taufik mengatakan sistem UNBK sudah sangat memudahkan siswa, serta meminimalisasi terjadinya kecurangan dalam menjawab soal UN. Karena sistem keamanannya sudah sangat ketat. \"Masing-masing soal ada tokennya sendiri yang dirilis 15 menit sebelum masuk. Setiap siswa juga soalnya berbeda-beda, jadi sangat susah untuk mencontek,\" katanya. Selain itu, untuk jawaban ujian siswa bisa dilihat secara terbuka. Namun, tidak dikeluarkan hasil secara langsung. Data ini kemudian langsung dikirim ke server pusat. \"Hasilnya tidak dikeluarkan, itu langsung dikirim, karena takutnya kalau sudah ada hasil, terus hasilnya jelek, nanti bisa merusak mental siswa,\" jelasnya.(ysf/jun)

Tags :
Kategori :

Terkait