Netty Heryawan : 38% Pelaku Kekerasan terhadap Anak dari Lingkungan Keluarga

Selasa 12-04-2016,23:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Ketua P2TP2A Provinsi Jawa Barat Hj Netty Prasetyani Heryawan menilai kondisi ruang gerak anak-anak saat ini sudah semakin terdesak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya laporan yang diterima pihak kepolisian tentang kekerasan terhadap anak-anak di bawah umur.
\"Hasil penelitian menyebutkan angka kekerasan terhadap anak di Indonesia rata-rata 12 hingga 13 kasus per hari. Parahnya, pelaku kekerasan terhadap anak tersebut ternyata 38% adalah dari kalangan orang dekat yang masih ada hubungan keluarga,\" ungkap Netty saat memberikan materinya dalam acara Parents Gathering with Kak Seto di GOR Ewangga Kuningan, Selasa (12/4).
Menurut Netty, pesan orang tua dulu yang selalu mengingatkan anak-anaknya untuk tidak mudah percaya terhadap orang asing, tampaknya sudah tidak berlaku lagi. Tidak sedikit kasus kekerasan fisik maupun seksual terhadap anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat termasuk keluarga, bahkan bisa jadi ayah kandung sendiri.
Hal ini, kata Netty, perlu menjadi perhatian para oleh para orang tua untuk menjaga buah hatinya dari segala bentuk kekerasan fisik maupun psikis yang dapat mengancam kelangsungan masa depan mereka. Oleh karena itu Netty mengapresiasi atas terselenggaranya acara Parents Gathering with Kak Seto tersebut untuk menumbuhkan kesadaran orang tua tentang bagaiamana cara mendidik anak dengan cinta dan tanpa kekerasan.
Netty menambahkan, ada tiga jenis orang tua dalam memberikan pedidikan kepada anak-anaknya, yaitu orang tua nyasar, orang tua bayar dan orang tua sadar. Dijelaskan Netty, orang tua nyasar adalah mereka yang tidak mengetahui bahwa anak adalah amanah, melainkan menjadikannya sebagai masalah. Cenderung orang tua ini akan mendidik anaknya tidak sepenuh hati, melainkan seenak hatinya sendiri. Tipe kedua adalah orang tua bayar, yaitu orang tua yang tidak mengetahui karakter dan potensi anak sehingga menyerahkan ke pihak ketiga seperti sekolah untuk mendidik dan mencetak anak agar berprestasi. Ketika anaknya gagal dalam pendidikan maupun prestasi, maka orang tua ini akan komplen dan menyalahkan pihak sekolah.
Netty berharap, para orang tua di Jawa Barat masuk dalam kategori yang ketiga yaitu orang tua sadar. Mereka adalah orang tua yang bertanggungjawab dan mau belajar serta mencari informasi tentang bagaimana mendidik anak dengan kasih sayang seperti para peserta seminar hari ini yang mengangkat tema \"Mendidik Anak dengan Cinta\" yang digelar Jawa Pos (radar cirebon grup) dengan menghadirkan pembicara Kak Seto Mulyadi yang selama ini dikenal sebagai pakar anak-anak.
\"Karena mendidik anak itu tidak bisa mendadak dan mendadak pun tidak bisa mendidik. Jangan salahkan jika kita tidak ada waktu mendidik anak saat masa tumbuh kembangnya, maka pada saat dewasa nanti mereka akan meninggalkan kita bahkan bisa jadi mereka akan terjerumus pada hal-hal negatif seperti narkoba, pergaulan bebas hingga seks berisiko,\" pungkas Netty. (taufik)
Tags :
Kategori :

Terkait