Tronton Bermuatan Asbes Terjungkal

Selasa 19-04-2016,10:25 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Sopir Bingung Harus Bayar Ganti Rugi ke Perusahaan CIREBON - Sebuah tronton pengangkut asbes Nopol G 1595 CE terjungkal di Jalan Raya km 20 Losari, Kabupaten Cirebon, Senin pagi (18/4) pukul 7.20 WIB. Meski tidak ada korban jiwa maupun luka serius, sebagian dari 1.500 lembar asbes hancur berantakan ke aspal jalan. Tronton berwarna bodi kuning tersebut, berangkat dari Pabrik Asbes di Jakarta tengah malam. Tronton dikendalikan oleh sopir Untung Yuspeno (43), warga Desa Panggung Baru Kecamatan Tegal Timur. Ia ditemani kondektur Haris Swarman, yang juga tetangga rumah sopir. Tidak ada spare part mencurigakan ketika tronton awal meluncur dari Jakarta. Tiba di Jalan Losari-Kabupaten Cirebon, pukul 7.00, mendadak sopir dibuat terkejut. Suara cukup keras terdengar dari arah belakang. Ternyata, impen atau knock besi pengait gandengan tronton lepas akibat patah. Tronton pun oleng cukup hebat. Sopir dan kondektur gelisah. Kemudi tronton semakin tak terkendali di kilometer 20. Agar tidak memakan korban, sopir mencoba tenang, lalu sekuatnya membantingkan stir ke arah kiri agar keluar dari bahu jalan. Bukan hanya tidak kuat, stir tronton pun lepas dari cengkeraman sopir. Akibatnya stir berbalik telak ke arah kanan hingga menabrak trotoar tengah pemisah jalur. Kerasnya benturan, sontak membuat tronton terjungkal. Muatan 1.500 lembar asbes untuk pengiriman ke beberapa toko material di Kabupaten Tegal itupun jatuh hancur berserakan di jalan. Kondisi tronton juga mengalami kerusakan cukup parah. Meski begitu, sopir dan kondektur dalam kondisi selamat. Hanya terlihat beberapa luka memar di bagian tangan dan kaki. “Waktu mau berangkat dari Jakarta, kita cek kondisi mobil baik-baik saja. Kita pun berangkat seperti biasa. Apalagi saya membawa mobil ini bolak-balik Jakarta-Tegal sering,” ujar Untung Yuspeno kepada Radar, kemarin. Tapi tidak dipungkirinya, kondisi baja impen atau knock pengait antar gandengan pada tronton tidak detail terperiksa. “Mungkin karena bajanya sudah tua, ditambah beban berat impennya sekarang patah. Ini di luar dugaan saya,” aku dia Yuspeno juga mengaku merasa pusing kalau sudah kejadian kecelakaan seperti ini. Sebab selain kena marah perusahaan, dirinya juga dipastikan diminta klaim atau ganti rugi. “Permintaan ganti rugi memang tidak semuanya, paling hanya beberapa persennya saja. Tapi bagi saya tetap saja pusing, dari mana uang buat ganti ruginya. Wong keseharian saya hanya sopir,” keluhnya.(tat)

Tags :
Kategori :

Terkait