Warga Korea Gantung Diri

Senin 12-03-2012,04:14 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Sempat Ingin Berdoa di Masjid Agung Kasepuhan CIREBON - Seorang warga Korea Selatan, Lee Myungsu (45), ditemukan tewas menggantung di plafon teras rumah milik Kusnandar (58) di RT 02/01, Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, tadi malam pukul 21.50 WIB. Saat ditemukan, kondisi tubuhnya terlilit tali rapia di bagian leher. Tubuh Myungsu pertama kali ditemukan cucu Kusnandar, Yuda (14), yang hendak keluar rumah untuk satu keperluan. Yuda dikagetkan oleh sosok mayat yang tengah tergantung di terasnya. Yuda langsung membangunkan kakeknya, Kusnandar yang tengah tertidur di dalam rumah. Myungsu merupakan seorang general manager Quality Control, di PLTU Kanci, Kabupaten Cirebon. Myungsu tinggal di Pegambiran Residen. Kondisi tubuh Myungsu masih dalam keadaan segar ketika ditemukan warga. Bahkan, denyut nadi Myungsu masih terasa ketika warga menurunkannya. Segera, warga memberikan pertolongan, berupa nafas buatan. Warga juga segera menghubungi Polsek Utara Barat, Kota Cirebon. Belum sempat polisi datang ke TKP, nafas Myungsu sudah berakhir. Kusnandar menuturkan, Myungsu merupakan pagawai PLTU Kanci, Kabupaten Cirebon. Myungsu juga merupakan teman anaknya yakni, Agus Sofyan (40), yang bekerja sebagai suplayer bahan makanan mentah untuk komunitas Korea Selatan di PLTU tersebut. “Keluarga sehabis ngobeng (bantu-bantu orang hajatan, red), jadi kami sedang beristirahat. Baru diketahui oleh cucu saya, yang kebetulan hendak keluar dari rumah,” ungkapnya, Kusnandar mengatakan, sebelum ditemukan meninggal, Myungsu datang ke rumahnya hendak menemui Agus. Akan tetapi, Agus masih berada di luar. Keluarga pun mempersilakan Myungsu untuk menunggu. “Myungsu sudah biasa datang ke rumah. Kebetulan kami tidak ada yang faham bahasa Korea, kecuali Agus,” katanya. Namun tak lama setelah disuruh menunggu, tiba-tiba Yuda menemukan tubuh Myungsu tergantung di langit-langit teras. Entah darimana Myungsu mendapatkan tali rapia untuk mengakhiri hidupnya itu. Ditemui di tempat terpisah, Agus membenarkan jika Myungsu merupakan teman di tempat kerjanya di PLTU sebagai general manajer bagian quality control.  Menurutnya, Myungsu baru bekerja di PLTU Kanci selama 5 bulan. “Saya kenal dia baru tiga bulan, ya deket-deketnya baru satu bulan ini,” katanya. Menurut Agus, Myungsu sudah memiliki istri di Korea Selatan dan bercerai sekitar setahun  lalu. Agus menduga, kematian Myungsu karena frustasi. “Karena dia berbeda dengan orang Korea lainnya. Dia selalu bilang pengen bunuh diri di Indonesia. Tapi saya selalu cegah,” ujarnya. Agus juga membeberkan, jika Myungsu sempat mencintai adiknya Yunita (20) yang bekerja di salah satu vendor PLTU Kanci. Namun, keluarga termasuk dirinya tidak menyetujui. Karena bagi keluarganya, ungkapan yang dikeluarkan Myungsu dinilai mustahil. Selama ini dia (Myungsu, red) mencintai sejumlah wanita dan katanya cinta mati. Makanya saya anggap dia ada yang kurang. Bahkan, kata orang Korea yang lain juga begitu,” katanya. Agus menyebutkan, terakhir berkomunikasi dengannya setengah jam sebelum Myungsu di temukan tewas. Tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB. Agus mendapat pesan singkat dari Myungsu, yang ingin berdoa di Masjid Agung Sang Ciptarasa, Kasepuhan. “Dia baru masuk Islam sekitar satu minggu. Karena ingin melupakan beberapa perempuan yang membuatnya gelisah,” paparnya. (atn/hsn)    

Tags :
Kategori :

Terkait