Pilih Anas, Sedikitnya Terima Rp30 Juta

Selasa 13-03-2012,02:39 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Pengakuan Saksi di Lanjutan Sidang  Suap Wisma Atlet JAKARTA - Sidang Wisma Atlet hampir tidak pernah lepas dari nama Ketum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum. Seperti kemarin, saksi Ismiati Saidi yang menjabat sebagai Ketua DPC PD Kabupaten Boalemo, Gorontalo ikut memojokkan dia. Dalam kesaksiannya, Ismiati mengaku mrndapat sejumlah uang dari tim sukses Anas. Di hadapan majelis hakim, dia menjelaskan dengan runtut tentang uang yang diterimanya. Seingat Ismiati, sedikitnya USD 7 ribu dan Rp30 juta dia kantongi untuk kepentingan kongres di Bandung 2010. Agar suara Ismiati tidak lari ke yang lain, ada perjanjian dengan materai Rp6 ribu. “Saya bertemu Yulianis di putaran pertama pemilihan ketua partai,” ujarnya kemarin. Tidak hanya saksi kunci dalam kasus wisma atlet yang dia temui. Dia bahkan mengaku pernah bertemu langsung dengan bendahara tim sukses Anas yang bernama Eva. Pertemuan dengan kedua perempuan itu terjadi di Hotel Aston Bandung. Dijelaskan, uang yang dia dapat terbagi dalam beberapa termin. Saat putaran pertama, kucuran dana yang dia terima “hanya” sebesar USD 2 ribu. Angka itu meningkat saat pemilihan memasuki putaran kedua. Uang dollar yang dia dapat adalah USD 5 ribu. Untuk uang rupiah juga demikian. Rp15 juta pertama didapatnya saat baru mendarat di Bandara Soekarno Hatta menuju Hotel Sultan, Jakarta. Sedangkan Rp15 juta kedua dia dapat di Hotel Topas Bandung sehari sebelum kongres. “Saat itu, yang mengarahkan saya koordinator daerah dari Gorontalo, Pak Yoseph,” imbuhnya. Ternyata, reward yang diberikan oleh tim pemenangan Anas Urbaningrum tidak hanya fulus. Tetapi, juga jabatan prestis di masing-masing daerah alias berkesempatan maju di Pilkada. Dikatakan Ismiyati, surat perjanjian itu dipegang oleh koordinator daerah lain yang bernama Umar Arsal. Bagaimana peran Nazaruddin? Dia mengakui kalau mengenal sosok Nazar. Meski dia tidak tahu bagaimana hubungan antara Anas dan Nazaruddin, dia memastikan kalau bos Permai Group itu sangat aktif mengarahkan pemenangan Anas. Di samping itu, juga ada hadiah berupa ponsel BlackBerry dan jaket khusus dari tim Anas. Agar koordinasi lebih mudah, smartphone itu sudah dilengkapi sim card dengan salah satu provider ternama. Di dalam ponsel juga sudah diisi nomor telepon milik Anas Urbaningrum. Kesaksian itu klop kalau dibandingkan dengan pernyataan Nazaruddin di persidangan sebelumnya. Yakni, pernah ada pembagian 400 BlackBerry dari tim pemenangan Anas kepada peserta kongres. Nazar juga menjelaskan ada banyak uang yang dikucurkan agar Anas bisa menjadi pemimpin PD. Di bumi perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Ketum PD Anas Urbaningrum kembali menegaskan kalau urusan di kongres Bandung sudah selesai. Kalau masih ada yang mempermasalahkan, disebutnya sebagai orang aneh. “Itu yang pikirannya aneh, dan digerakkan oleh yang aneh-aneh,” jelasnya. Penegasan itu untuk menampik pengakuan Ismiati Saidi yang mengaku pernah bertemu Yulianis dan Eva saat kongres di Bandung. Anas sendiri sepertinya sudah lelah menanggapi semua pertanyaan tentang benar tidaknya dirinya terlibat dalam politik uang. Oleh sebab itu, kepada wartawan dia mengatakan bakal menyerahkan sepenuhnya ke proses hukum yang berlaku. Baginya, kalau setiap pertanyaan harus ditanggapi satu per satu tidak ubahnya seperti berbalas pantun. Dia memastikan bakal tidak mengintervensi dan menyatakan kalau proses hukum harus berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nazaruddin sendiri paska sidang kemarin merasa di atas angin. Bahkan, dia menyebut kalau Anas bakal menyesal dengan pernyataannya sendiri yang bilang siap digantung kalau ada uang panas di kantongnya. “Dia nakal benar-benar digantung karena memang menerima uang dari proyek Hambalang,” ungkapnya. Tidak hanya itu, mantan Bendahara Umum PD itu juga tampaknya benar-benar benci terhadap partai yang telah mencampakkannya. Buktinya, setelah berkoar tentang Anas Urbaningrum, kemarin dia kembali menyebut salah satu Ketua DPP PD yakni I Gede Pasek Suardika ikut kecipratan uang panas proyek APBN 2011. Entah proyek apa yang disebutkan Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) kemarin itu. Yang pasti, angkanya sangat fantastis. Kicauan Nazaruddin menyebutkan kalau Gede Pasek mendapat jatah untuk mengatur proyek senilai Rp120 miliar. “Nanti akan saya buka, dananya diserahkan Angelina Sondakh,” ujarnya. Nama istri almarhum Adjie Massaid itu kembali dia sebut karena posisinya sebagai koordinator Komisi X. Oleh Angelina, versi Nazar, jatah uang proyek tersebut lantas digunkan untuk mengerjakan berbagai proyek terkait olahraga. Atas semua itu, dia berencana untuk melaporkan Pasek langsung ke KPK. Entah apa itu menjadi bagian dalam upayanya supaya disebut sebagai whistle blower atau apa. Dia lantas mengaitkan peran Pasek sebagai suksesor Anas Urbaningrum. “Dia juga menjadi koordinator pemenangan Anas untuk DPC Bali. Termasuk uang pemenangan Anas di kongres,” imbuhnya. Sewaktu dikonfirmasi, Ketua DPP PD Gede Pasek Suardika tak terlalu menganggap serius tudingan Nazaruddin itu. Dia malah balik menuding Nazar yang telah menghembuskan fitnah. “Wah gila, Rp120 miliar itu proyek apa? Itu banyak lho!” kata Pasek di Gedung DPR, kemarin, lantas tertawa. Sekadar informasi, Pasek resmi masuk ke Komisi X DPR mulai Januari 2010. Dia masuk melalui proses pergantian antar-waktu (PAW) untuk mengisi kursi Jero Wacik yang ditarik menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Setelah itu, dia dipindahkan fraksinya ke Komisi II. Anggota dewan yang terpilih dari daerah pemilihan (dapil) Bali itu lantas menyebut bahwa dirinya bukanlah pengusaha. Disebutkan kalau dirinya adalah mantan wartawan yang kemudian menjadi advokat. “Dia (Nazaruddin, red) yang pengusaha dan mempunyai banyak PT,” jelasnya. Pasek mengaku sempat menjadi wartawan Harian Nusa Bali sampai 1999. Setelah itu, dia mendirikan kantor hukum yang bernama Berdikari Law Office. Ketika masuk ke DPR pada 2010, Pasek melepaskan diri dari kantor hukumnya. Bahkan, teman-temannya sesama lawyer memutuskan untuk mencari kantor baru. Itu dilakukan karena kantor yang sebelumnya adalah rumah dari orang tua Pasek sendiri. Dia kembali berkelakar dengan menyebut kalau hanya tampilannya saja yang seperti pengusaha. Namun, kulit luar itu tidak merefleksikan dirinya yang bukan pengusaha. Pasek menyebut Nazaruddin orang stres. Sebab, semua yang tampak konsisten “menjaga” partai, menurut Pasek, pasti diserang. Sebelumnya, yang sempat dicatut namanya adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Didi Irawadi, hingga Angelina Sondakh. “Itu jurus babi hutan terluka, tabrak sana, tabrak sini,” sindirnya. Dia menduga semua ini strategi Nazaruddin untuk mengalihkan perhatian media massa dan publik supaya tidak mempertanyakan aset-asetnya yang bernilai triliunan. Ujung-ujungnya, dia malah menyarankan agar penegak hukum untuk cepat menyita semua aset Nazaruddin. KPK sendiri memastikan bakal mendalami pengakuan M Nazaruddin terkait keterlibatan Gede Pasek. Namun, jawaban yang keluar dari mulut pimpinan KPK Zulkarnain terkesan normatif. Tidak ada penjelasan detail mengenai langkah institusi yang bermarkas di Jalan H.R Rasuna Said itu. “Kita dalami, dicek di penyidikan,” tuturnya. (dim/pri)

Tags :
Kategori :

Terkait