Wow, IMI Kabupaten Cirebon Usulkan Dana Rp1,15 M

Kamis 28-04-2016,20:37 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON – Korwil Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Cirebon untuk sementara resmi menjadi cabang olahraga (cabor) dengan usulan anggaran terbesar untuk menjalankan program di tahun 2017. Dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang dibuat IMI, tercatat angka Rp1,15 miliar. Anggaran sebesar itu diperlukan IMI untuk menjalankan program kerja setahun. Belum lama ini, Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) IMI Kabupaten Cirebon Otong Mulyono menyerahkan RKA ke KONI. Dia berharap KONI serius mengupayakan peningkatan anggaran olahraga tahun 2017. Sehingga, RKA yang telah disusun oleh cabor tidak sia-sia. “Mudah-mudahan DPRD juga mendukung upaya KONI itu,” kata Mulyono. Selama bertahun-tahun memimpin top organisasi olahraga balap motor, Mulyono memang akrab dengan anggaran minimal. Tekanan publik yang mengharapkan prestasi tinggi, dia hadapi dengan kondisi seadanya. Tidak jarang, dia harus merogoh kantong dalam-dalam untuk membiayai pembalap yang akan turun ke lintasan. Baik saat kejuaraan atau pun semasa pembinaan. Bahkan ada yang dari uang pribadi. Untuk menghasilkan prestasi dari cabor balap, memang dibutuhkan modal besar. Sebab, bukan saja skill pembalap yang memengaruhi keputusan akhir di lintasan. Dukungan finansial juga harus besar jika ingin memiliki kendaraan berkualitas, baik dengan kecepatan optimal. “Dari sepeda motor standar sampai modifikasi, untuk menghasilkan kecepatan maksimal, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Sudah sejak awal hal ini jadi persoalan mendasar di IMI. Mudah-mudahan nanti ada solusinya,” ujar Mulyono. Di sisi lain, IMI memiliki lima pembalap dalam program pembinaan. Mereka adalah Aris Anandi, Bimo Setiawan, Aldo Pranata, M Farhan dan Fahmi Adlan. Karena Cirebon belum memiliki sirkuit balap motor, program latihan sering dilakukan di Bogor, Subang dan Tasikmalaya. Akibatnya, butuh dana ekstra untuk ongkos ke tempat latihan. Belum lagi agenda kejuaraan yang harus diikuti untuk mengasah mental dan skill pembalap. Mulai dari kejuaraan terbuka antarklub, kejurda, hingga kejurnas. Setiap kejuaraan, rata-rata dilakukan lebih dari tiga seri. Khusus untuk kejurnas, kata Mulyono, bisa mencapai 10 seri. “Bisa dihitung sendiri. Risiko IMI memang besar. Karena itu butuh anggaran besar,” cetusnya. Sementara itu, berdasarkan data yang masuk ke KONI, dari 34 cabor, baru ada 27 cabor yang menyerahkan RKA. Jika ditotal, anggaran yang diusulkan ke-27 cabor sudah mencapai angka Rp5,95 miliar. Cukup besar untuk ukuran daerah seperti Kabupaten Cirebon. Padahal, anggaran KONI tahun ini saja hanya Rp1,5 miliar. Bayangkan dengan anggaran 27 cabor yang kini totalnya sudah mengusulkan Rp5,95 miliar. Sekretaris Umum KONI Kabupaten Cirebon, Hengky Choernia masih optimistis anggaran dari usulan cabor bisa terpenuhi. Jika sesuai rencana, KONI dapat meningkatkan jumlah anggaran di tahun mendatang. “Kami akan kejar 2,5 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kalau saya tidak salah, PAD Kabupaten Cirebon sekitar Rp500 miliar. Kalau kita dapat 2,5 persennya berarti Rp12,5 miliar. Kami membutuhkan banyak dukungan untuk memperjuangkannya,” ungkapnya. (ttr)  

Tags :
Kategori :

Terkait