KUNINGAN - Warga di kaki Gunung Ciremai tidak perlu cemas. Getaran gempa kecil yang kerap terjadi di kawasan tersebut masih kategori aman. Itu diakui Ketua Pos Pengamatan Gunung Ciremai Iyus Ruskana. Iyus mengakui kerapkali terjadi gempa-gempa vulkanik. Tapi dalam rekaman alat sesmograf masih menunjukan batasan normal. “Yang terekam sesmograf setiap harinya, ada satu atau dua kali gempa vulkanik. Hanya getarannya masih pada batasan normal. Intinya sejauh ini kondisi aman. Gunung Ciremai betul-betul normal,” tegas Iyus, kepada Radar Kuningan, Minggu (15/5). Gempa vulkanik rutin tersebut, juga hanya menunjukan sebuah karakter Gunung Ciremai. Getaran standar gunung aktif, tetapi tidak menunjukan berarti. Sejauh ini pula, pihaknya belum melihat gejala-gejala lain. Pastinya setiap gejala yang berkaitan dengan kondisi Gunung Ciremai, Ia akan mengetahuinya. Selain melalui alat sesmograf, pihaknya secara rutin juga mengukur suhu air panas selama seminggu sekali. “Suhu air panas yang kita ukur terfokus di dua lokasi. Yaitu di kawasan wisata Sangkanhurip dan Ciniru. Air panas dari Gunung Ciremai mengalirnya ke kedua lokasi itu,” katanya. Selain kedua lokasi tersebut, Iyus mengaku tidak jarang menerima tugas dari pusat untuk mengukur suhu air di kawasan Desa Pajambon, atau sebuah desa yang dilalui oleh aliran air panas Gunung Ciremai. “Tapi mengukur suhu air panas Pajambon hanya kalau ada tugas pusat saja,” ujar Iyus. Ia mengungkapkan, apapun terkait Gunung Ciremai juga pasti dilaporkannya ke pusat. Pembuatan laporan dilakukan setiap bulan. Laporan meliputi 3 kabupaten. Yaitu Kuningan, Majalengka dan Cirebon. Sebab Gunung Ciremai berada di 3 daerah tersebut. Meksipun dominasi luas berada di Kabupaten Kuningan. Iyus mengimbau masyarakat tetap tenang dengan kejadian gempa vulkanik. Sebab getarannya masih dalam batasan normal. Meskipun masyarakat tetap harus waspada. “Kewaspadaan harus terus ada, apalagi mereka tinggal di kaki Gunung Ciremai,” tutur dia. Menurut Iyus, kawasan paling berbahaya di Gunung Ciremai berdasarkan hasil evaluasi kejadiannya berada pada radius 5 kilometer dari puncak. Seperti halnya daerah Apuy, Majalengka. Di luar radius itu, masuk kawasan waspada. Selanjutnya masuk kawasan aman. “Yang saya ingin, masyarakat kalau bangun rumah jangan semakin ke atas gunung. Jangan sampai masuk kawasan bahaya. Syukur juga kalau tidak membangun rumah di kawasan waspada,” pungkasnya. (tat)
Ciremai Sering Gempa Vulkanik, Warga Takut
Senin 16-05-2016,13:10 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :