Sekolah Kena Gusur BIJB, UN hanya Diikuti Dua Siswa

Rabu 18-05-2016,11:37 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KERTAJATI - Seperti layaknya suasana Ujian Nasional (UN) di sekolahlain, ruangan kelas tampak hening. Yang membedakan peserta UN hanya dua orang siswa. Widiya Ningsih dan Nurjanah Ismail serius mengerjakan soal mata pelajaran terakhir UN yakni IPA. Meski begitu UN di SDN Kertajati III ini berjalan lancar. Menurut kepsek SD tersebut, Syarif Hidayat SPd, sedikitnya jumlah kemungkinan karena sekolah yang dipimpinnya telah tergusur proyek BIJB. Sehingga para orang tua lebih memilih sekolah lain. Untuk relokasinya kata dia sampai saat ini belum ada. Sehingga pihak sekolah terpaksa memanfaatkan gedung Madrasah Ibtidaiyah yang tidak terpakai dan kondisinya seaadanya. “Tahun 2015 yang ikut UN juga dua orang, sedangkan keseluruhan siswa berjumlah 40 orang. Tiap hari kami berjibaku mengambil soal di UPTD Kertajati yang jaraknya lumayan jauh. Tapi hal ini tidak mengurangi semangat kami untuk tetap mengabdi dan menjalankan tugas,” ucap Syarif kepada Radar kemarin (17/5). Dalam berbagai hal pihak sekolah juga tidak ingin memberatkan para siswa. Pasalnya sebagian besar orang tua siswa tidak mampu. Bahkan dua orang siswa yang ikut UN diperbolehkan tidak memakai sepatu. “Yang penting anak-anak mendapatkan ilmu dan tidak putus sekolah, karena dengan pendidikan mereka bisa mengapai cita-cita,” ujarnya. Widia Ningsih menambahkan, kondisi sekolah maupun keterbatasan ekonomi keluarganya tidak mengurangi semangat untuk mengikuti UN. “Biarpun hanya berdua yang ikut UN, tapi kami tetap semangat dan yakin bisa lulus,” pungkasnya. Sementara itu, seorang siswa kelas VI SDN Rajagaluh II, Oktarina tidak bisa mengikuti ujian Nasional (UN) karena menderita sakit dan harus menjalani perawatan intensif di ruang Melati RSUD Majalengka, kemarin (17/5). Penuturan orang tuanya, Misbah, putri kedunya terserang penyakit typus dan dirawat sejak Jumat (13/5). “Karena sakit typus dan harus dirawat di rumah sakit, putrid kami terpaksa tidak mengikuti ujian nasional, kemungkinan akan mengikuti ujian susulan saja,” kata pria asal Perum BCA Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji ini. Guru MTsN Leuwimunding ini mengaku sudah menghubungi pihak sekolah bahwa putrinya harus menjalani perawatandi RSUD Majalengka. Menurut dia, jadwal UN susulan akan dilaksanakan Senin (23/5) mendatang, dan berharap anaknya yang hingga kemarin masih terbaring bisa pulih dan mengikuti ujian. “Kalau hingga Senin belum boleh pulang, maka kemungkinan UN akan dilaksanakan di rumah sakit dan semoga itu tidak terjadi,” harapnya. (gus/ara)    

Tags :
Kategori :

Terkait