Hardi Setiawan, Melukis di Atas Kertas Koran

Kamis 26-05-2016,17:16 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Membuat suatu karya tak terbatas dengan fasilitas. Mungkin itu yang ingin dibuktikan oleh Hardi Setiawan (42). Tak ada kanvas, koran pun jadi. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Kesambi SEMUA bermula dari kesederhanaan, inspirasi, kreativitas, imajinasi dan ulet. Hingga terbentuklah sebuah objek nyata di atas kanvas. Tapi bagaimana bila kanvas tak ada? Masih ada media yang lain. Begitu yang disampaikan Hardi. Sebagai seorang seniman, ia tak ingin berhenti berkarya gara-gara fasilitas yang dimiliki. Mencari kanvas yang pas di Cirebon bagi Hardi sangat sulit. Alhasil, kertas koran pun dipilih Hardi untuk menuangkan lukisannya. \"Susah ya cari kanvas, kepikiran ada koran bekas. Ya sudah saya jadiin background lukisan saja, ternyata menarik juga,\" ujar Hardi saat ditemui Radar di rumahnya, Jl Warnasari, Kecamatan Kesambi. Pria berambut gondrong ini bukan kemarin sore terjun di dunia lukis. Sudah 20 tahun lebih Hardi berkecimpun. Lantas, apa bedanya melukis di atas koran dengan di kanvas? Ternyata Hardi menemukan kemudahan. Ia memodifikasi penggunaan warna dengan cat akrilik untuk membuat lukisan tersebut. \"Kalau di koran lebih cepat kering ya,\" tambahnya. Tak hanya karya lukisan di atas koran saja, karya Hardi bertebaran di mana-mana. Mayoritas lukisan realis, sebuah aliran yang hingga kini ditekuni oleh pria yang hobi memakai topi ini. Sebagai pelukis realis, dia bisa melukis objek yang tak jauh beda dengan aslinya. Misalnya lukisan tentang wajah manusia. dengan sentuhan tangannya, hasilnya tak jauh dari foto aslinya. Menurutnya, melukis realis berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Bagi Hardi, mampu melukis realis menjadikan kepuasan tersendiri. Sebab, mampu menampilkan sosok yang sebenarnya melalui karya-karyanya. \"Saat kita mengerjakan lukisan realis harus telaten, dalam mengamati setiap lekuk dan geratan yang ada pada obyek,\" lanjutnya. Melihatnya beraksi melukis, seolah benar pelukis itu nampak penuh konsentrasi dan telaten. Ia terlihat sangat menikmati dan larut bergulat dengan objek yang ada di hadapannya. Goresan demi goresan melekat tanpa ragu. \"Ya gini gaya pelukis, mulai dari peralatan hingga soal tempat saja serba seadanya sebab yang penting berkarya,\" ungkapnya. Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya Hardi. Antara serat dan lekuk wajah seakan menyerupai objek aslinya. Hardi memberi titik acuan dari proses awal, yaitu sketsa wajah. Soal kegemarannya melukis ini, Hardi sudah menyukai lukisan sejak kecil. Dia belajar secara otodidak. Kini, meski usianya tak muda, Hardi tetap berkarya, menciptakan inovasi baru dalam setiap goresan di kanvasnya. Tak hanya dijadikan sebagai koleksi, setiap lukisan yang dibuat Hardi kini dihargai. Melukis bukan hanya sebagai hobi, tapi kini menjadi profesi. Rumah di Jl Warnasari dijadikan Hardi sebagai tempat bisnisnya. Banyak warga Kota Cirebon mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua yang meminta Hardi melukis. \"Kebanyakan minta lukis sketsa dan karikatur,\" tutur pria yang pernah terjun di dunia musik itu. Selain langsung menggambar dengan melihat objek yang di hadapannya, Hardi terkadang juga menerima pesanan melukis wajah orang dari foto. Dan itu terserah sang pemesan, mau pakai media kanvas atau karton. Setiap melukis, karya Hardi dihargai mulai dari Rp60 ribu hingga  jutaan rupiah. \"Kalau untuk yang lukisan di atas koran ini karena baru ya, belum ada yang nawar. Boleh lah kalau ada yang mau,\" pungkasnya, seraya tertawa. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait