Jabar Punya 11 Titik Lokalisasi, Terbanyak di Indonesia

Kamis 02-06-2016,08:50 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JUMLAH lokalisasi terbanyak ternyata ada di Jawa Barat. Jumlahnya 11 titik dengan 21 ribu penghuni. Data ini disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawangsa di sela-sela kegiatan penutupan lokalisasi secara serentak di Kalimantan Timur, kemarin (1/6). Dengan penutupan lokalisasi di Kalimantan Timur, pemerintah masih punya pekerjaan rumah (PR) untuk menutup 69 titik lainnya. Nah, dari jumlah tersebut, lokalisasi terbanyak saat ini berada di Jawa Barat. Ada 11 lokalisasi dengan 21 ribu penghuni. ”Akan kita upayakan terus untuk ditutup. Tentu kami akan kerja sama dengan pemerintah daerah. Pada 29 Mei 2016 kemarin sudah dilakukan penutupan di Mojokerto. Daerah lain akan menyusul,” paparnya. Penutupan lokalisasi di Kalimantan Timur kemarin bertepatan dengan momen hari lahir Pancasila. Hal itu dijadikan pemerintah untuk  menunjukkan komitmennya menuju Indonesia bebas lokalisasi prostitusi 2019. Selain Jawa Barat, Khofifah Indar Parawangsa mengatakan Kaltim merupakan daerah dengan lokalisasi yang juga cukup besar. Penilaian ini berdasarkan jumlah lokalisasi yang jauh lebih banyak ketimbang daerah lain. Seperti Riau 9 lokalisasi, Kalimantan Tengah (Kalteng) 10 dan Kepulauan Riau 10 lokalisasi. ”Bukan penghuninya. Kalau penghuni memang jauh lebih besar Dolly di Surabaya. Bahkan kata Pak Dahlan Iskan, kalau dihitung tamu dan penghuni dalam satu malam bisa mencapai 60 ribu,” tutur Mensos di lokalisasi Bayur, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Menurutnya, penutupan lokalisasi-lokalisasi di Indonesia harus disegerakan. Pasalnya, kawasan ini sangat dekat dengan tindak kekerasan, eksploitasi dan trafficking.  Atas penutupan yang dilakukan pun, pemerintah tidak lantas cuci tangan. Kemensos memberikan bantuan modal bagi para eks PSK agar kelak bisa hidup mandiri dan tak kembali ke profesinya. Khofifah menyatakan, setiap eks PSK akan diberi uang saku dan modal sebesar Rp5,050 juta per orang. ”Oleh karenanya, nanti kita verifikasi,” papar Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Abdurrahman Wahid itu.  Lalu, lanjut Khofifah, akan diberikan pula pelatihan keterampilan untuk mereka sehingga bisa mandiri. Nanti pihaknya bisa memfasilitasi adanya training bagi mereka dengan mendatangkan tenaga dari Jakarta. Mereka juga akan didampingi selama enam bulan ke depan untuk memastikan mereka siap kembali ke lingkungan yang sehat.  Dia percaya, para eks PSK bisa melalui cara ini. Ada peluang rezeki lebih banyak dari pekerjaan yang saat ini mereka geluti. ”Dari pengalaman saya dekat dengan eks PSK di Dolly dulu, tidak ada dari mereka yang menginginkan terjerumus dalam pekerjaan seperti itu. Saya yakin semua juga ingin keluar. Jadi, percaya pada Tuhan kalau soal rezeki,” ungkapnya. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait