KESAMBI – Kota Cirebon menjadi kota tujuan. Sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah III Cirebon. Dengan luas 37,38 ribu kilometer persegi, Kota Cirebona rawan dengan kemacetan lalu lintas. Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom), Syaroni ATD MT mengatakan, persoalan kemacetan perlu penanganan. Tidak hanya upaya rekayasa lalu lintas, tetapi juga penyediaan lahan parkir. Area itu akan dikelola pemerintah untuk parkir di luar ruang jalan. “Ada beberapa alternatif lokasi seperti Pasar Balong, GTC Gunung Sari,” ucap Syaroni, kepada Radar, Sabtu (4/6). Di samping itu, lanjut Syaroni, pemenuhan kantong parkir merupakan amanat dari Peraturan Daerah tentang Tata Ruang Tata Wilayah (Perda RTRW). Sedikit banyak mampu mengurai kemacetan. Namun, persoalan di setiap ruas jalan berbeda. Di tempat terpisah, Kepala Bidang Fisik dan Lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Arif Kurniawan ST mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melalui Bappeda mengamanatkan kepada dishubinkom dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), untuk membuat taman parkir. “Parkir harus dikendalikan beserta juru parkirnya,” katanya. Hal ini bertujuan agar keberadaan parkir tidak mengganggu lalu lintas. Pasalnya, di Kota Cirebon masih banyak parkir ganda dan sembarangan. Setidaknya, tiga titik taman parkir akan dibuat. Yakni, di pasar Kanoman, Pasar Balong dan Jalan Kartini. “Alasan pemilihan tiga tempat itu, karena padatnya lalu lintas di sekitar areal tiga tempat tersebut,” tandas dia. (ysf)
Kota Cirebon Perlu Taman Parkir untuk Urai Kemacaten
Sabtu 04-06-2016,18:18 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :