Ini Keluhan yang Sering Muncul Usai Ramadan

Senin 04-07-2016,16:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI – Selama bulan Ramadan, masalah pencernaan mendominasi keluhan masyarakat di pusat pelayanan kesehatan. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Trimulyaningsih SKM MKM mengatakan, gangguan pencernaan wajar terjadi karena ada penyesuaian pada pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Di luar gangguan penernaan, Tri tidak melihat data mencolok adanya penyakit lain selama Ramadan.  “Ini bukti puasa menyehatkan,” ucap Tri, kepada Radar, Senin (4/7). Diungkapkan dia, gangguan pencernaan yang terjadi seperti, sembelit, diare dan lambung. Sembelit biasanya disebabkan kurangnya serat yang dikonsumsi saat buka puasa dan sahur. Untuk itu dia menganjurkan agar masyarakat memerhatikan pola konsumsi makanan termasuk buah dan sayuran. Hanya saja, memasuki Idul Fitri setelah satu bulan berpuasa, Tri mewanti-wanti agar masyarakat tidak sembarangan mengonsumsi makanan. Sebab, setelah Idul Fitri juga banyak masyarakat menderita gangguan cerna. Biasanya, gangguan tersebut disebabkan porsi makan berlebihan atau bisa juga karena kontaminasi makanan. Tiadk hanya itu, dia meminta masyarakat untuk peduli terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti, diabetes melitus, kanker dan penyakit jantung. Pasalnya, penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi di negara berkembang seperti Indonesia. Faktor risiko PTM, lanjutnya, berhubungkan dengan berbagai faktor risiko gaya hidup yang tidak sehat. Seperti kurang aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, merokok, konsumsi alkohol dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera. \"Pengobatan PTM relatif mahal. Terlebih bila kondisinya sudah komplikasi. Ini perlu upaya bersama dalam mengendalikannya. Masyarakat dapat berperan aktif,\" katanya. Kematian dini akibat PTM dapat dikurangi secara signifikan melalui pelaksanaan program kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pemeriksaan faktor risiko secara dini. Untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan menanggulangi faktor risiko penyakit tidak menular yang dihadapi. Di tempat terpisah, Direktur RSUD Gunung Jati drgSHeru Purwanto MARS mengatakan, selama Ramadan tidak ada penyakit tertentu yang terjadi akibat puasa satu bulan. Bahkan, secara medis puasa menyehatkan. Terkait pelayanan selama Idul Fitri, RSUD Gunung Jati telah mempersiapkan dokter yang bertugas. RSUD Gunung Jati biasanya menerima kiriman pemudik yang kecelakaan dari wilayah III Cirebon. Hal itu berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dengan kebijakan baru dari BPJS Kesehatan selama mudik dan arus balik, IGD RSUD Gunung Jati siap menerima pasien dari peserta JKN yang memerlukan pertolongan. “Sekarang ada kebijakan mempermudah penanganan pasien kecelakaan. Kami siap menangani sepenuh hati,” ucapnya. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait