Fenomena Pokemon GO Sering Bikin Mati Gaya

Kamis 14-07-2016,19:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

\"Eh di sana ada, di situ ada! Eh Ada Pikachu! Eh di sana ada lagi! Duh bingung mau yang mana.\" Kata-kata itu yang terlontar dari para gamers Pokemon Go. Games ini memang sedang seru-serunya dimainkan banyak kalangan. TAK perlu aneh melihat seseorang yang tengah berjalan sembari memerhatian layar smartphone-nya. Kemudian di satu titik dia berhenti dan seolah melakukan hal yang di luar kewajaran. Ada yang masuk toko sekadar untuk menangkap tokoh pokemon. Ada juga yang berhenti di tengah perjalanan kemudian menghampiri sebuah billboard. Sepintas tingkah ini terlihat tak lazim. Tapi, bila sudah ketagihan game yang satu ini, siapa tahu Anda ikut bertingkah tak lazim. Awas mati gaya, hehehe… Ya, keseruan menemukan pokemon tengah menjangkit para pengguna smartphone akhir-akhir ini. Game keluaran dari Nintendo dan The Pokemon Company itu memang baru dirilis untuk pasar Amerika Serikat sejak pekan lalu, kemudian menjadi viral dan sampai juga ke Cirebon. Berbeda dengan game pokemon terdahulu, Pokemon Go mengajak gamers keluar rumah dengan mulai mencari pokemon yang tersebar di jalanan untuk meningkatkan poin, koleksi pokemon dan level. Hasilnya, banyak hal unik yang terjadi karena obsesi orang-orang terhadap Pokemon Go. Salah satunya Eka Saktiani (20). Mahasiswi salah satu institut Islam di Cirebon ini  awalnya sekadar penasaran dengan permaian Pokemon Go. Eka sebenarnya bukan pecinta game, namun Pokemon Go membuatnya ketagihan. \"Temen pada ribut Pokemon Go, penasaran langsung download. Setelah main gamenya kok seru ya, karena harus jalan-jalan nemuin pokemonnya,\" tuturnya. Di Pokemon GO ini, gamer juga bisa membuat karakter avatar untuk menangkap, melatih dan bertarung melawan karakter atau pokemon lain yang bertebaran di dalam game. Ini yang menjadi salah satu alasan Eka suka permaina Pokemon GO. \"Dengan pake GPS dan kamera HP, pokemon yang muncul kayak di dunia nyata. Kalau kita jalan, karakter avatar di game-nya juga ikutan jalan,\" tuturnya. Saking asyiknya, Eka mengaku pernah mencari pokemon saat perjalanan menuju rumahnya. Selama di perjalanan, banyak pokemon yang ia tangkap. Mulai dari di sekitar masjid, billboard, tong sampah, hingga pagar rumah. \"Tempatnya aneh-aneh, kadang lagi duduk di depan ada. Lagi tiduran di kamar eh tiba-tiba ada,\" ceritanya. Sama halnya dengan Eka, Rina Khoiriya (19) pun ketagihan Pokemon Go. Menurut Rina, game Pokemon Go membuatnya nostalgia dengan tokoh-tokoh Pokemon yang sudah tren di tahun 90-an. \"Jadi ingat masa kecil, kalau dulu nonton di tv sekarang ada gamesnya. Seperti nyata lagi, seru,\" ungkapnya. Keseruan bermain Pokemon Go dirasakan Rina. Ia menyempatkan waktu untuk bermain game ini saat luang. Rina mengaku kadang menemukan Pokemon di berbagai tempat yang tidak diduga. \"Pernah pas lagi makan iseng buka Pokemon Go, eh ada di piring pokemonnya,\" ceritanya. Apridista S Ramdhani (19) juga keranjingan dengan game ini. Awalnya sekadar penasaran dengan sesuatu yang sedang booming. Apri mengaku pertama kali tau game ini dari Youtube beberapa vlogger yang upload video review tentang Pokemon Go. Akhirnya, ia mendownload game tersebut. \"Main game ini gak boleh stuck di satu tempat, harus jalan-jalan terus. Cocok buat yang suka jalan-jalan,\" katanya. Setelah beberapa hari bermain game ini, Apri mengatakan bahwa landmark di Cirebon cukup banyak apalagi di pusat kota. Namun, Apri menilai memainkan game ini lebih seru jika menumpang di motor karena bila ada telur atau pokeball bisa terdeteksi. \"Mungkin ini Pokemon Go jadi penyebab kecelakaan. Banyak yang main sambil naik motor. Tapi emang asik sih kita bisa nemu pokemon langsung di jalanan dan berantem secara face to face,\" bebernya. Demam Pokemon Go memang bisa mudah terlihat. Di Goa Sunyaragi misalnya. Sejumlah anak muda dengan cueknya berkeliling sembari melihat layar smartphone-nya. Begitu juga di kafe, restoran bahkan perkantoran. Untuk yang tahu, mungkin melihat aktivitas ini wajar-wajar saja. Tapi buat yang tidak tahu, mungkin beranggapan lain. (mike dwi setiawati)    

Tags :
Kategori :

Terkait