300 Calhaj Cirebon Belum Terima Visa

Jumat 19-08-2016,13:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Kloter pertama calon jamaah haji (calhaj) Kabupaten Cirebon diberangkatkan kemarin. Proses  pemberangkatan dipusatkan di asrama Haji Watubelah dan dipimpin Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Cirebon Drs H Imron Rosadi MAg mengatakan  semua persiapan seperti administrasi calhaj berjalan lancar tanpa hambatan. Pemberangkatan pada kloter pertama ini berjumlah 450 calhaj plus pembimbing.  \"Ada 10 bus yang mengangkut rombongan calon jamaah haji,\" ujar Imron kepada Radar. Dia mengungkapkan, secara keseluruhan calhaj asal Kabupaten Cirebon 1.879 orang. Keberangkatan para calhaj dibagi menjadi lima kloter. Berdasarkan jadwal, keberangkatan dimulai pada tanggal 18 Agustus, 21 Agustus, 25 Agutus, 28 Agustus dan tanggal 30 Agustus 2016. \"Dari lima kloter tersebut, kloter pertama sudah beres secara keseluruhan administrasinya. Sementara kloter selanjutnya sampai kloter terakhir proses administrasi masih berjalan. Setidaknya, masih ada 300 visa calon jamaah haji yang belum selesai,\" paparnya. Meski demikian, kata Imron, sisa visa tersebut sedang diproses dan akan segera tuntas. Sementara Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi menuturkan, persiapan keberangkatan calhaj tahun ini makin baik. \"Kita dari pemerintah daerah hanya bisa mengimbau kepada calhaj untuk bisa menjaga kesehatannya ketika di Tanah Suci. Sehingga ibadah haji mereka bisa khusuk dan khidmat dan kembali lagi ke Cirebon,\" tandasnya. ISTIRAHAT SEBELUM UMRAH Sementara itu, jamaah haji yang bergerak dari Madinah ke Makkah terlebih dulu dibawa ke pemondokan. Mereka beristirahat selama dua hingga tiga jam. Setelah itu, bus salawat membawa para jamaah ke Masjidilharam untuk melaksanakan umrah. Sejak pagi hingga siang kemarin, sebanyak 11 kloter dengan total 4.320 jamaah diberangkatkan dari Madinah ke Makkah. Dari pemondokan di Madinah, para jamaah mampir di Masjid Bir Ali untuk mengambil miqat. Mereka mengenakan pakaian ihram, melakukan alat sunnah ihram, dan membaca niat umrah. Selanjutnya, para jamaah itu berangkat menggunakan bus menuju pemondokan di Makkah. Perjalaman memakan waktu sekitar tujuh jam. Itu sudah termasuk istirahat. Dengan pertimbangan usia jamaah yang rata-rata sudah lanjut, serta lamanya waktu perjalanan naik bus, para jamaah diminta beristirahat dulu sesampainya di Makkah. “Jeda waktu sebelum berangkat dari pemondokan ke Masjidilharam antara dua sampai tiga jam,” kata Kepala Daerah Makkah (Daker) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)  Arab Saudi Arsyad Hidayat. Tim kesehatan mengimbau  para jamaah tidak memaksakan diri langsung beribadah setelah menjalani perjalanan jauh. Hal itu berkaca dari  ditemukannya banyak jamaah yang mengaalami dehidrasi, bahkan disorientasi. Rata-rata mereka adalah jamaah lansia yang memaksakan diri langsung menjalani ibadah arbain (salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi 40 waktu). Selama di Makkah, Arsyad mengingatkan agar para jamaah benar-benar mengingat nama hotel atau tempat pemondokan yang dihuni. ”Kalau diberi nomor maktab, nomor bus, atau gelang maktab oleh petugas, itu harus dipakai,” katanya. Di samping gelang, jamaah haji Indonesia juga dibekali identitas berupa kertu pengenal yang biasa disimpan di dalam tas. ”Kartu maktab dan kartu bus masukkan di situ juga,” ujarnya. Saat hendak melaksanakan umrah, Arsyad meminta para jamaah mencatat nomor telepon ketua regu, ketua rombongan, dan ketua kloter. Itu akan sangat membantu jamaah yang tersesat. Mereka bisa menghubungi nomor-nomor itu untuk segera mendapatkan bantuan. ”Lebih baik selalu bersama-sama dalam berihram. Minimal bersama satu regu satau 10 orang. Kalau bisa malah satu rombongan,” imbuhnya. (sam)  

Tags :
Kategori :

Terkait