CIREBON - Bulan Ramadan menjadi momen tepat bagi pedagang musiman, seperti mengais rizki dari buah timun suri. Buah yang ramai diperjualbelikan saat bulan Ramadhan ini menjadi serbuan bagi mereka yang juga dagang es buah. Alhasil, buah timun suri pun laris dibeli.
Iis (30) misalnya, pedagang timun suri di Pasar Pagi ini mengaku tak biasanya menjual timun suri. Meski kesehariannya berdagang buah, tapi ia mengatakan hanya di bulan Ramadan baru menjajakan buah ini. “Hari-hari biasa memang sudah jualan buah, tapi bukan timun suri,” akunya kepada Radar, Minggu (29/7).
Bagi Iis, menambahkan timun suri pada dagangannya memberi berkah tersendiri. Timun suri yang ia jual nyaris ludes lebih dari 30 kg per harinya. “Peningkatan sudah pasti ada, karena kebanyakan yang beli para pedagang es buah atau masyarakat biasa untuk dibikin es buah,” paparnya.
Dengan harga Rp5 ribu per kilo, yang semula hanya Rp3500 per kilo, Iis jelas meraup keuntungan. “Alhamdulillah. Maka dari itu, biasanya saya hanya menjual timun suri di bulan Ramadan saja,” tukasnya.
Senada, disampaikan pedagang timun suri Mislani (32), pria yang sehari-harinya dagang rambutan dan pepaya ini merasa tertarik beralih ke timun suri selama Ramadan. “Kalau pas puasa saja saya jual timun surinya,” katanya saat ditemui Radar di Pasar Kanoman.
Selain karena buah ini musiman, juga karena kebutuhan buah ini di bulan Ramadan meningkat drastis. Dengan harga yang ia jual Rp5000 per kilo, Mislani mengaku bisa menghabiskan satu gerobak penuh timun suri dalam sehari. “Lumayan. Apalagi harganya naik. Sebelum bulan puasa kan hanya Rp4000. Untungnya besar walau begini juga,” ujarnya.
Lain dengan Mislani, pedagang timun suri di Pasar Jagasatru Neni (41) mengaku mampu menghabiskan satu kuintal dalam satu hari. Menurutnya, angka itu sangat besar. Daripada hari-hari biasa yang hanya bisa menghabiskan beberapa kilo saja. “Buahnya kan musiman, kalau bulan puasa memang banyak, sampai satu kuintal bisa habis, mba,” ungkapnya.
Dengan menjual Rp4 ribu per kilonya, Neni mengaku rizkinya melimpah. Timun suri ini menjadi banyak diburu oleh pembelinya. “Karena tidak sedikit yang beli untuk dijual lagi, jadi habisnya lumayan banyak,” pungkasnya. (nda)