Jangan Hanya Bulutangkis

Sabtu 04-08-2012,01:11 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LONDON - Setelah lima edisi Olimpiade selalu merebut emas Olimpiade, kontingen Indonesia gagal meneruskannya di Olimpiade 2012 London. Cabang bulu tangkis yang selama ini menjadi tumpuan medali emas, gagal. Indonesia harus mulai memikirkan dan memperhatikan cabang lain yang berpotensi meraih emas. Yang terlihat di London adalah angkat besi dan panahan. Kegagalan cabang bulu tangkis mengemban target emas harus menjadi blessing in disguised (berkah terselubung, Red) bagi pembinaan olahraga tanah air. Sekian lama, pemerintah dan otoritas olahraga di Indonesia memang menganakemaskan bulu tangkis dibanding cabang lainnya. Di cabang bulu tangkis adalah pelatnas Cipayung, yang menjadi sentra pelatihan nasional. Perhatian besar diberikan kepada para atlet yang terpilih untuk bergabung di sana. Bandingkan dengan angkat besi yang juga memiliki tradisi medali, meski baru sebatas perak. Tidak ada pemusatan latihan untuk para lifter-lifter terbaik. Mereka berserakan di daerah masing-masing. Pengalaman bertanding ke luar negeri pun sangat kecil dibanding para atlet bulu tangkis. Hal serupa dialami para atlet panahan, yang secara konsisten meloloskan atlet ke Olimpiade. Bahkan cabang ini pula yang pertama kali mempersembahkan medali olimpiade untuk Indonesia. Menpora Andi Mallarangeng menyebut ada lima cabang olahraga yang seharusnya bisa menjadi andalan di Olimpiade. “Bulu tangkis masih tetap bisa kita harapkan. Angkat besi dan panahan bisa masuk daftar berikutnya. Tinggal dua cabang lagi yang masih harus kami pikirkan dengan matang,” katanya setelah menyaksikan kekalahan Tontowi/Liliyana di Wembley Arena. Andi mantap menyebut angkat besi dan panahan sebagai cabang unggulan untuk menghadapi Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016. Tidak sebatas karena kedua cabang itu punya atlet hebat saat ini, namun, di sana juga ada atlet lapis kedua yang empat tahun mendatang kemungkinan besar mencapai prestasi terbaik. Di angkat besi, selain Eko Yuli Irawan dan Triyatno yang masih berusia di bawah 25 tahun, masih ada Deni yang masik berusia 20 tahun. Di Padepokan Gajah Lampung dan Balikpapan juga ada beberapa lifter muda lain yang siap meledak empat tahun mendatang. Ika Yuliana yang mampu menembus babak 16 besar panahan juga masih berusia 23 tahun. Usianya masih cukup ideal untuk bersaing di Rio. Untuk diketahui, dia sebenarnya memiliki skill yang bagus. Karena mental yang kurang kuat saja, dia akhirnya terhenti di babak 16 besar di London meski sempat unggul 5-1. Di bawah Ika juga masih ada Erwina Safitri yang punya potensi bersaing di Olimpiade. “Kita harus berani bicara emas untuk angkat besi di Olimpiade Rio. Kita akan berikan perhatian lebih pada para lifter. Mereka bisa sesering pemain bulu tangkis untuk berlaga di even internasional,” janji Andi. Lukman, pelatih angkat besi nasional, menyatakan bahwa setidaknya tahun depan, tim angkat besi Olimpiade sudah harus terbentuk. Pelatnas harus dilakukan jangka panjang. Bahwa sejak tahun depan sampai 2016 masih ada even internasional seperti SEA Games dan Asian Games, itu hanya sasaran antara. “Even seperti SEA Games, Asian Games, maupun PON adalah sasaran antara menuju Olimpiade,” jelasnya. (ang/ruk)

Tags :
Kategori :

Terkait