Lenggak-lenggok seperti Model, Pakai Caping dan Sendal Jepit

Kamis 13-10-2016,12:43 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

Dari Audisi Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan 2016 Satu per satu peserta tampil begitu percaya diri. Melangkah mengelilingi sudut-sudut panggung. Gayanya tak kalah dengan remaja putri yang sedang mengikuti kontes ratu-ratuan. Melenggak-lenggok sambil sesekali melempar senyum kepada penonton. MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon RUPANYA para peserta yang terdiri dari kaum wanita itu mengikuti audisi ratu jamu gendong. Tentu saja pakaian dan aksesori yang dikenakannya disesuaikan. Mengenakan kebaya berenda, dipadu dengan kain jarik. Menggendong keranjang berisi belasan botol jamu. Tak lupa, caping menutupi kepalanya. Alas kakinya pun cukup sandal jepit. Ada 100 penjual jamu gendong se-Ciayumajakuning mengikuti Audisi Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan 2016 yang digelar PT Jamu Jago, di Gedung Korpri, Rabu (12/10). Kegiatan tersebut digelar agar para penjual jamu gendong bisa saling berinteraksi. Kriteria penilaian pemilihan Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan 2016, antara lain pengetahuan peserta tentang jamu, kemampuan menyeduh, dan menjual, keterampilan interpersonal, etika, hingga penampilan. Pada sesi pertama, peserta diuji mengenal nama-nama jamu dan dan manfaatnya. Kemudian peserta diuji untuk mengenali produk jamu dari sponsor. Lalu peserta diuji terkait nama-nama bahan baku dan fungsi dasarnya. Sesi terakhir, juri menilai kepribadian peserta terkait penampilan dan cara berkomunikasi. Peserta pun dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Selain itu, peserta juga diminta untuk berlenggak lenggok ala model catwalk. Ajang pemilihan ratu jamu gendong sudah berlangsung sejak 2008. Ketua Panitia Audisi Ratu Jamu Gendong dan Jamu Gendong Teladan, Aries Rahardjo mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bagian dari upaya perusahaan jamu yang berdiri pada 1918 tersebut, dalam melestarikan warisan tradisi budaya bangsa. \"Seni merawat kesehatan dan pengobatan dengan bahan-bahan alami atau lebih sering disebut jamu, sudah turun-temurun. Warisan budaya inilah yang harus dipertahankan dan dilesetarikan karena merupakan kebanggaan bangsa Indonesia,\" ujarnya. Pihaknya pun secara cermat menyeleksi peserta audisi tersebut hingga babak final. \"Mereka memang setiap hari bekerja sebagai penjual jamu keliling, yang dikenal sebagai jamu gendong. Mereka juga mendapatkan pembinaan dari pemerintah melalui BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) untuk menjamin kelayakan konsumsi jamu,\" tuturnya. Para penjual jamu gendong, kata Aries, merupakan aset dan menjadi bagian dari keluarga besar produsen jamu tradisional asal Semarang itu. Ia mengemukakan pentingnya usaha menggalakkan budaya minum jamu oleh masyarakat, termasuk generasi muda Indonesia. Terpilih dari audisi Cirebon tiga orang pemenang, diantaranya Sri Wahyuni (Kuningan), Tri Asih (Kuningan) dan Sadiyem (Gebang). \"Nanti finalis yang terpilih sebagai Ratu Jamu Gendong, selanjutnya bertugas sebagai Duta Jamu dalam berbagai kegiatan, baik skala nasional maupun internasional,\" tuturnya. Sementara itu, Dewi Purwaningsih (21) salah satu peserta Ratu Jamu Gendong mengaku sudah yang kedua kali mengikuti audisi. Dewi berharap tahun ini bisa lolos audisi. \"Kalau gak lolos lagi ya sudah, yang penting cari pengalaman,\" ujar penjual jamu asal Kuningan itu. Dewi sudah lima tahun keliling berjualan jamu dari rumah ke rumah. Jamu yang dijualnya pun tak jauh berbeda dengan penjual jamu lainnya seperti beras kencur, kunir, sinom, sirih-kunci-laos, paitan, temulawak dan lainnya. Dewi berjualan jamu karena mengikuti jejak sang ibu. \"Daripada gak ada yang ngelanjutin usaha ibu, saya bantu ikut jualan jamu. Selain bisa dapat penghasilan sendiri, senang bikin orang lain sehat karena minum jamu,\" pungkasnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait