Cirebon Harus Lebih Kreatif dan Inovatif Hadapi Tantatangan MEA

Selasa 01-11-2016,07:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON merupakan salah satu daerah yang mempunyai kedudukan penting di Jawa Barat, khususnya soal kerjainan. Sah satunya batik Trusmi yang sudah mendunia. Hal itu disampaikan Bidang Program Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, Hendra Gunawan saat mengahadiri rapat kerja dan temu perajin di Zamrud Hotel, Senin (31/10). Menurut Hendra, desain dari logo PON XIX Jawa Barat terinspirasi dari batik Trusmi. Di mana batik itu merupakan khas Cirebon. Hal itulah yang menjadi salah satu bukti bahwa hasil kerjainan masyarakat Cirebon memiliki kedudukan penting. “Unsur batik Trusmi yang ada di dalam logo PON XIX Jawa Barat secara tidak langsung mampu terangkat ke tingkat nasional. Jadi hasil kerajinan yang dimilik Cirebon itu sangat bernilai,” jelas Hendra. Meski demikian, kata Hendra, saat ini para perajin sedikit tertantang dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal itu diharapkan menjadi cambuk untuk masyarkat Indonesia agar lebih inovatif dan kreatif. “Saya harap MEA dijadikan sebuah tantangan, bukan sebuah ancaman,” ujar Hendra. Dekranasda meminta kepada pemerintah Cirebon untuk selalu memberikan pembinaan kepada masyarakat soal bagaimana menciptakan kerjainan yang bernilai ekonomis. Secara kualitas juga tidak kalah dengan negara lain. “Selain inovatif dan kreatif, masyarakat harus semangat dalam mempelajari bagaimana cara membuat sebuah kerajian yang apik,” kata Hendra. Wisatawan domestik itu, lanjut Hendra, lebih berharga daripada wisatawan macanegara. Karena, masyarkat Indonesia cenderung memiliki sifat konsumtif. Sisi positif sifat itu sangat membantu para produsen. “Wiastawan asing tidak sekonsumtif seperti wisatawan demosetik. Untuk itu kita harus selalu tahu apa yang diinginkan masyarkat kita. Saya juga berharap kepada masyarkat untuk selalu mencitai produk-produk Indonesia,” pungkas Hendra. (fazri)

Tags :
Kategori :

Terkait