Terjadi saat Malam Takbiran
CIREBON- Satu rumah dibakar dan belasan rumah lainnya rusak akibat tawuran antarkampung saat malam takbiran hingga jelang Salat Id, Minggu (19/8). Selain dibakar, sejumlah rumah juga dijarah para warga yang terlibat tawuran. Diduga tawuran kedua kampung yang bersebelahan ini dipicu oleh pertengkaran anak kecil yang saling ejek. Kedua kampung tersebut adalah Blok Larik, Desa Sirnabaya, dan Blok Pabean Kulon, Desa Purwawinangun, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon.
Tawuran ini terjadi pada saat malam takbiran atau Minggu dini hari. Pada saat kejadian, kedua warga terlibat saling lempar batu. Bahkan, ada pula yang menggunakan panah beracun yang terbuat dari paku. Situasi pada saat kejadian membuat warga berlarian keluar rumah dan mengungsi menjauh dari tempat keributan. Satu rumah warga yang dibakar milik Ny Inu, warga Blok Larik, Desa Sirnabaya.
Sang pemilik rumah tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya. Selain peralatan rumah tangga seperti meja kursi dan lemari terbakar, dua unit komputer dan satu televisi serta tempat tidur habis terbakar. Selain rumah milik Ny Inu, sejumlah rumah warga pun ikut rusak akibat lemparan batu dan benda keras lainnya. Tawuran mereda setelah puluhan aparat kepolisian dari Polres Cirebon dan Polsek Gunung Jati tiba di lokasi kejadian. \"Awal mulanya sih saat pertama tarawih, anak-anak kecil saling ejek. Dan sampai sekarang berakibat tawuran. Sebenarnya sih dendam lama,\" kata Suyatno, salah satu warga Desa Sirnabaya.
Hal senada diungkapkan Ny Sriyati yang mengungsi saat terjadi tawuran. \"Begitu ada keributan, saya dan keluarga langsung lari. Saya kembali ke rumah sekitar jam 5-an dan keadaan sudah rusak,\" kata Sriyati, warga Desa Sirnabaya. Sejumlah warga tak ikut melaksanakan Salat Id karena harus memperbaiki rumah yang rusak.
Sementara Kapolsek Gunung Jati AKP Sumarjono mengatakan tawuran di dua wilayah itu sudah sering terjadi. “Kami dari pihak Polsek Gunung Jati dan Kapetakan sudah lakukan Koordinasi, mengupayakan perdamaian sesering mungkin dengan mempertemukan kedua kuwu, tokoh ulama, sesepuh dan masyarakat setempat.
Namun kali ini terjadi lagi, belum jelas apa yang menjadi masalah tawuran tersebut. Namun yang pasti ini merupakan bukan tawuran antarwarga, tetapi yang terlibat tawuran adalah para remaja dari dua desa tersebut,” katanya. (rdh/kin)