Batal Bebas Tahun Ini karena Tak Sanggup Ganti Rp2 Miliar

Sabtu 25-08-2012,09:20 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

PADA H+2, lebaran Pembesuk napi Rutan Klas I Cirebon nampak berjubel. Sampai-sampai antrean mereka diplot di beberapa lokasi. Sebelum mendapat giliran bisa bercengkrama dengan salah satu dari anggota keluarga di dalam Rutan. Isak tangis dan derai tawa begitu riuh dari dalam aula dan di lapangan bulu tangkis rutan. Tampak juga rona bahagia di wajah beberapa napi pria, yang menggendong balitanya. Namun, kebahagiaan itu hanya bisa dinikmati dalam waktu yang amat singkat. Setelah 20 menit berlalu, petugas lantas mengingatkan jika jatah waktu berkunjung sudah habis. Keluarga pun terpaksa meninggalkan sang napi, meski dengan berat hati dan perasaan rindu yang mendalam. Dari sekian banyak napi, terlihat perempuan setengah baya mengenakan baju muslim, bercorak batik, dilapisi baju tahanan berwarna biru, berkacamata. Dia tersenyum ramah dan mendekat. Saya pun segera menyambut tangan pucat keriputnya untuk bersalaman. Sambil terdengar nama, “Erli,” katanya dengan hangat. Dialah terpidana korupsi Mantan Dirut PD Pembangunan, Erli Fasini. Erli langsung bergeser duduk lebih mendekat. Terlebih ketika saya mengatakan, pernah bertemu saat kegiatan peringatan Hari Kartini di rutan 2 tahun lalu. Seketika itu Erli merangkul dan menepuk-nepukan tangannya ke kaki saya, \"Iya betul sekali mba. Waktu itu acara dari Kohati bukan?,\" ucapnya terlihat riang, kemarin. Saya meminta izin kepada Erli untuk bisa berbincang-bincang beberapa saat. Meski terlihat sedikit keberatan, dengan alasan pernah mengalami trauma mendalam dengan pemberitaan media, Erli akhirnya tak menolak. Perlu diketahui, Erli didakwa atas kasus korupsi Bank Pasar milik Pemkot Cirebon, yang divonis 5 tahun penjara, pada 28 Agustus 2008 silam. Perlahan, Erli mengutarakan perasaan bahagianya bisa dijenguk oleh anak-anaknya ketika Lebaran. Erli pun tidak segan menyebutkan buah tangan yang dibawa keluarganya. “Ada kue, ketupat, opor. Ya makanan khas Lebaran,” ucapnya sambil tersenyum. Tapi di lain sisi, Erli mengaku sedih. Seharusnya Lebaran kemarin bisa menghirup udara bebas di luar, karena tahun ini genap sudah empat tahun mendekam di dalam tahanan. Tapi karena Erli tidak mampu membayar uang pengganti kerugian negara, yang dipinjam Alm suaminya sebanyak Rp2 miliar. Dia masih harus menjalani hukuman selama 2 tahun. Karena itu Erli ikhlas menjalani bagian dari hukuman di dunia itu. “Kuncinya tetap sabar,” ujar dengan nada lembut. Ketika ditanya apa yang akan dilakukan setelah bebas kelak, Erli terlihat bingung. Dengan nada pesimis Erli menjawab tidak tahu harus kemana. “Nggak tahu mau kemana. Mungkin saya ikut dengan anak saja,” ungkapnya. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait