MAJALENGKA – Dinas Kesehatan Majalengka melakukan pengasapan (fogging), di jalan Emen Slamet RT 01 RW 03 Kelurahan Majalengka Kulon, Sabtu (3/12). Tindakan itu dilakukan menyusul sedikitnya lima warga yang didiagnosa terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Namun warga mengeluhkan karena fogging dilakukan ketika sudah ada yang dinyatakan menderita DBD, namun di luar itu lingkungan tersebut jarang di-fogging dari kegiatan yang terprogram maupun yang diminta langsung oleh warga. Salah seorang warga, Purwanto menyebutkan selama sebulan terakhir sedikitnya lima orang warga di lingkunganya menderita sakit dan diduga DBD. Salah satunya adalah anaknya yang hampir sepuluh hari dirawat di RSUD karena menderita DBD. “Kalau termasuk anak saya itu adalah yang kelima warga di lingkungan sini terkena penyakit DBD selama sebulan terakhir. Sebelumnya ada empat orang yang didiagnosa terjangkit penyakit DBD, sehingga lingkungan ini mendapat penyemprotan hari ini,” ungkap Purwanto. Dia menganggap jika kegiatan fogging di lingkungannya mestinya bisa dilakukan rutin dan terprogram, minimal dua atau tiga bulan sekali terutama musim hujan. Dia khawatir banyak tempat yang menampung genangan air dan membuat jentik nyamuk berkembang biak. Dia juga berharap ketika di salah satu lingkungan terdekat terdeteksi ada warga yang menderita DBD, fogging jangan hanya dilakukan di lingkungan itu saja tapi area fogging diperluas ke lingkungan lain yang terdekat. “Dulu pernah di blok lain ada yang terkena DBD, tapi yang difogging lingkungan itu saja. Harusnya difogging juga lingkungan terdekat, karena kami khawatir jentik nyamuk dari daerah yang difoging bermigrasi ke lingkungan kami. Sekarang juga mestinya area fogging diperluas sesuai batas maksimal penyebaran jentik nyamuk,” tuturnya. Sementara Kabid P2PL Dinkes Majalengka Ucu Supriatna menyebutkan, fogging sebetulnya hanya sebagian kecil upaya pencegahan perkembang biakan nyamuk penyebab DBD. Sebab yang paling penting dalam pencegahan penyakit adalah membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta penyehatan lingkungan. “Pencegahan penyakit secara kontinyu sebetulnya bisa dilakukan dari dalam lingkungan masyarakat itu sendiri. Misalnya dengan meminimalisir potensi titik dan tempat yang menampung genangan air, serta membiasakan pola kebersihan tubuh dan lingkungan secara teratur,” paparnya. (azs)
Fogging Jangan Menunggu Ada Korban
Sabtu 03-12-2016,19:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :