Tiket Cabup Cirebon, Luthfi Tanggapi Santai Isu Kasak-kusuk Yuningsih

Minggu 12-02-2017,05:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIOREBON - Manuver politik Yuningsih merebut tiket calon bupati (cabup) 2018 melalui DPP PKB, sudah tercium. Namun, upaya wakil ketua DPRD itu direspons santai Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, M Luthfi. Dia mengakui, memang ada kader PKB yang sudah melakukan lobi langsung ke DPP untuk jadi cabup. Kondisi itu pun juga pasti dirasakan semua partai politik lainnya. Bagi Luthfi, untuk menentukan bakal cabup nanti, DPP PKB akan menggunakan survei sebagai bahan pertimbangan utama. Siapa yang akan direkomendasi, dilihat dari popularitas dan elektabilitasnya. \"Untuk mendapatkan rekomendasi dari DPP tidak mudah. Tapi, untuk mendongkrak itu semua, sudah saya lakukan,” kata pria yang akrab disapa Kang Luthfi itu, kepada Radar Cirebon. Kesiapan PKB bertarung di Pilkada 2018 mendatang, kata Luthfi, saat ini fokus untuk meningkatkan elektabilitas di atas 30 persen. Kemudian, fokus melakukan revitalisasi fraksi di parlemen dan struktur PAC sampai ke ranting. “Selama ini, sebelum saya menjadi kandidat calon bupati 2013 lalu, tiket PKB itu selalu dirental. Tapi, untuk sekarang kita akan ubah itu. Kemudian, untuk memenangkan Pilkada 2018, saya menginginkan koalisi seduluran,” terangnya. Disinggung soal bakal cabup yang mulai rajin mendekati elemen NU, mulai dari ulama hingga jamiyah nahdliyin, Luthfi mengaku santai dan bukan menjadi ancaman baginya. Justru, dia menilai, ada hal yang baik untuk membangun iklim demokrasi yang berkualitas. “Saya kiaskan seperti event formula 1 atau motor GP yang menggunakan motor sama. Artinya, semua kandidat sudah pasti melakukan pola kampanye yang sama. Ya, itu bukan ancaman. Biarkan masyarakat memilih dengan hati nurani masing-masing,” ucapnya. Kang Luthfi meminta kepada bakal calon bupati 2018 mendatang untuk bersaing secara sehat, berkualitas dan kreativitas yang mereka miliki. “Saya meyakini pertarungan Pilkada 2018 nanti akan sangat menarik. Karena setingan pilkadanya berbeda dengan 2013 lalu,” tuturnya. Dia mendeskripsikan, posisi petahana akan kesulitan menciptakan calon boneka di 2018 nanti. Sebab, ujiannya sangat berat. Bahkan, dirinya meyakini Sunjaya tidak mungkin punya calon boneka. Karena itu, Luthfi mengimbau semua ketua partai untuk membuka mata dan hati dengan melihat realitas yang ada. “Jika kawan partai ingin memperbaiki kepercayaan masyarakat dan membangun, maka segeralah melakukan hal yang prorakyat. Tinggalkan politik pragmatis. Mari satukan langkah untuk menuju perubahan,” pungkasnya. Sebelumnya, Yuningsih membantah kalau dirinya berkeinginan untuk menjadi kandidat bupati atau wakil bupati pada pilkada mendatang. Dia juga membantah informasi yang menyatakan kalau dirinya kasak kusuk ke DPP PKB untuk mendapatkan tiket calon bupati. “Kan sudah ada tuh perempuan dari parlemen yang ingin menjadi calon bupati, seperti ibu Dian Hernawa Susanti dari Fraksi PDI Perjuangan. Kalau saya sih, enggak maju. Itu paling isu saja, karena saya merasa belum mampu di eksekutif. Dari DPC PKB kan masih ada ketua yang ingin maju,” kilahnya. Yang jelas, tambah Yuningsih, untuk pencalonan bupati di 2018 mendatang, PKB harus tetap di posisi E1. “Masa jadi wakil bupati tidak mungkin dong. Kita harus tetap jadi bupati,” imbuhnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait