OJK Dorong Sektor Jasa Keuangan Perhatikan Ekonomi Ril

Senin 13-02-2017,12:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menggelar pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2017, di Grand Ballroom Hotel Prima Cirebon, Jumat (10/2). Dihadiri anggota dewan komisioner OJK merangkap ketua dewan audit, Prof Dr Ilya Avianti, Anggota DPR RI Komisi XI Kardaya Warnika, Kepala OJK Regional II Jawa Barat Sarwono serta Kepala OJK Cirebon, Muhamad Lutfi. Muhamad Lutfi mengatakan, kinerja Indonesia tercatat baik dalam perekonomian dunia dan dapat menjadi modal di tahun 2017. Namun tetap harus mewaspadai risiko yang mungkin akan timbul dari gejolak perekonomian dunia. Khususnya kondisi perekonomian Indonesia yang masih terpusat di pulau Jawa. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan merata, OJK merumuskan program yang fokus pada beberapa hal. \"Pertama meningkatkan peran sektor jasa keuangan supaya lebih kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara merata dan langsung kepada masyarakat,\" katanya. Program kedua, lanjut Lutfi, bagaimana peran kontributif tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan ketahanan dan stabilitas sistem keuangan. Untuk fokus pertama, OJK telah mempersiapkan tujuh inisiatif dalam meningkatkan peran sektor jasa keuangan supaya lebih kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara merata dan langsung kepada masyarakat. Di antaranya penyederhanaan dan permudahan proses penawaran umum di pasar modal melalui electronic registration dengan target 21 emiten baru dan 60 emiten eksisting akan menaikkan pendanaannya. \"Sebagai alternatif sumber pembiayaan, pasar modal dapat meningkatkan kemudahan pembiayaan perusahaan di daerah dan UKM,\" tuturnya. OJK pun mendorong perbankan lebih aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif dan ke daerah potensial dengan akses keuangan terbatas. \"OJK akan melakukan peningkatan ketahanan dan daya saing industri keuangan syariah nasional, baik di perbankan, pasar modal maupun reksadana, dengan target tahun 2017 sebagai tahun recovery,\" pungkasnya. (tta)    

Tags :
Kategori :

Terkait