SUMBER - Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) agar setiap desa mengalokasikan anggaran untuk membeli alat pemusnah sampah. Hal itu dilakukan setelah terjadi penumpukan sampah karena tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA). Sunjaya mengatakan, pihaknya sudah meminta agar desa tidak takut mengalokasikan anggaran untuk membeli mesin pemusnah sampah dari Anggaran Desa (AD). “Tenang, perbupnya sudah ada,” ujarnya, Jumat (24/3). Langkah tersebut agar Kabupaten Cirebon tidak lagi tergantung kepada TPA dalam mengelola sampah. “Jadi nanti masing-masing desa mengelola sampahnya secara mandiri. TPA-nya itu tidak perlu besar-besar karena sampah sudah dimusnahkan di desa,” kata dia. Tidak hanya di tingkat desa, di tingkat kecamatan juga sama, yakni diwajibkan membeli alat pemusnah sampah. Sunjaya mengatakan, pihaknya mempersilahkan jika desa memiliki alat pemusnah sampah lebih dari satu. “Saya meminta agar pembangunan TPS itu di desa-desa. Ada yang harganya sekitar Rp20 juta, saya kira pemdes mampu lah. Kalau desanya mampu ya beli dua alat nggak apa-apa,” terangnya. Dirinya sangat optimistis sampah di setiap desa bisa habis dengan cepat. Itu karena Sunjaya pernah melihat langsung pengelolaan sampah di Desa Cupang Kecamatan Gempol dengan alat pemusnah sampah. “Kita nggak perlu TPA. Hanya cukup pemusnah sampah saja,” ujarnya. Sebelumnya, Desa Cupang berhasil memproduksi dan memanfaatkan incinerator atau alat penghancur sampah yang ramah lingkungan. Bahkan, hasil pemusnahan sampah berbentuk seperti jeli, bisa dimanfaatkan untuk kayu agar tidak mudah keropos dan tahan lama. Bahkan, kini, incinerator buatan Desa Cupang sudah dikelola oleh BUMDes Cupang. BUMDes Cupang siap bekerjasama dan memproduksi incinerator bagi desa-desa yang membutuhkan alat penghancur. Pimpinan BUMDes Cupang, Trisna Danureja mengatakan, BUMDes yang dikelolanya sudah bisa memproduksi incinerator yang ramah lingkungan. “Kita membuat teknologi berkaitan dengan pemusnahan sampah. Ada dua pemusnah sampah itu, yang berasap dan yang tidak berasap,” tuturnya. Trisna menceritakan, awal pembuatan incinerator ketika dirinya prihatin dengan kondisi sampah di Kabupaten Cirebon. “Kita bikin sudah lama. Kita mencoba dulu dengan modal pribadi. Setelah itu berhasil, maka dibuat mesin yang tidak berasap,” tuturnya. Teknisi incinerator, Caswari mengatakan, sangat mudah dalam mengoperasikan alat tersebut. “Kita hanya butuh gas elpiji untuk memanaskan mesinnya, sekitar setengah jam. Sesudah itu langsung dilepas elpijinya, langsung mesin itu jalan sendiri. Gas elpiji ini yang 3 kilogram cukup sampai beberapa bulan,” tuturnya. (den)
Bupati Instruksikan Desa Punya Alat Pemusnah Sampah
Minggu 26-03-2017,05:08 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :