Elly Diberi Mahar Rp5 Juta,  Sunjaya: Saya Siap Dipenjara jika Salah

Sabtu 01-04-2017,10:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON- Keluarga Elly Indriyanti (34) menggelar jumpa pers, kemarin. Ayah Elly, Juladi, hadir langsung dan blak-blakan di hadapan wartawan. Warga Blok Sigobang, RT 05 RW 01 Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, itu mengatakan anaknya kini shock berat. Apalagi setelah Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra memberikan pernyataan tak pernah menikah siri dengan Elly. Juladi menegaskan, Bupati Sunjaya secara sah menikahi Elly dengan mahar Rp5 juta dan Rp2 juta untuk saksi. Menurut dia, pernikahan anaknya dengan Sunjaya terjadi di salah satu ruangan di Pendopo Bupati pada tanggal 7 September 2014. “Dalam pernikahan itu ada empat orang. Saya sebagai orang tua, kiai yang menikahkan, anak saya, dan Sunjaya,\" tutur Juladi didampingi kuasa hukum Elly, Yudia Alamsyach SH. Diceritakan Juladi, awal mula pernikahan siri itu ketika dirinya bersama Elly datang ke Pendopo Bupati Cirebon untuk menagih janji bupati yang akan memberikan pekerjaan dan menjadikan Elly sebagai PNS. Dalam pertemuan itu, Sunjaya menawarkan untuk menikahi Elly secara siri. \"Kami diajak masuk ke kamar bertiga dan Pak Sunjaya.  Pak Sunjaya bilang sudah daripada bekerja lebih baik nikah siri saja dengan saya. Saya dan anak pun akhirnya setuju karena dijanjikan dapat bulanan Rp10 juta per bulan, rumah dan jadi PNS. Pernikahan pun dilakukan sekitar pukul 17.00,\" ungkapnya. Setelah menikah, Juladi pulang meninggalkan pendopo, sementara Elly tetap di pendopo. \"Anak saya pulang pergi dari rumah ke pendopo. Di pendopo diperlakukan seperti pembantu dan memang pura-pura jadi pembantu karena takut ketahuan. Sesekali menginap di pendopo, tapi tidak satu kamar,\" kata Juladi, menirukan ucapan Elly. Selama pernikahan siri berlangsung, kata Juladi, Sunjaya tak kunjung menepati janjinya menafkahi Rp10 juta per bulan, membelikan rumah dan mendijadikan Elly sebagai PNS. Per bulan, Elly hanya diberi uang Rp500 ribu yang diberikan melalui transfer bank. “Uang Rp500 ribu itu bukan untuk biaya bulanan, tapi bayar kredit motor,” bebernya. Pernikahan siri itu tidak berlangsung lama. Setelah empat bulan, Sunjaya menceraikan Elly melalui sambungan telepon selular. Juladi mengaku Sunjaya sempat mendatangi rumahnya dan meminta mencabut laporan di Polres Cirebon Kota. “Saya menolak mencabut laporan itu karena perasaan sakit anak saya sudah dipendam cukup lama, baru berani melapor ketika kami merasa cocok dengan tim kuasa hukum ini,\" pungkasnya. Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra juga menggelar jumpa pers kemarin. Kali ini Sunjaya mengatakan siap dipenjara jika terbukti bersalah secara hukum melakukan penipuan. “Saya disebut melakukan penipuan terhadap seorang janda. Katanya saya melakukan nikah siri di Pendopo Bupati 7 September 2014 pukul 17.00,” ujar Sunjaya dalam konferensi pers di salah satu rumah makan di Talun, Jumat (31/3). Hari Minggu, kata Sunjaya, merupakan hari untuk keluarga. Dia biasanya tidak menerima tamu, bahkan sering pulang ke rumahnya di Cakung, Jakarta. “Jadi kalau katanya dilaksanakan hari Minggu tanggal 7 September 2014 pukul 17.00 jelas merupakan suatu kebohongan. Tidak mungkin saya melakukan nikah siri di hadapan istri dan anak saya,” tegasnya. Dia meminta Elly dan keluarganya membuktikan tuduhan itu dengan bukti-bukti otentik. Sunjaya bahkan menginginkan agar masalah ini segera selesai secara hukum. “Saya juga sudah telepon kapolres kota agar segera ditindak lanjuti, segera proses secara hukum. Apabila iya terbukti, saya juga siap dipenjarakan. Ini negara hukum, segala sesuatu harus kita kedepankan hukum,” ujarnya. Pada keterangan Kamis (30/3), Sunjaya juga sudah menyampaikan bantahannya. Dia mengatakan tuduhan penipuan yang dilatarbelakangi pernikahan siri dari Elly Indriyanti tidak benar. Dia mengakui mengenal Elly dan keluarganya karena merupakan tim sukses (timses) saat  dirinya maju pada Pilbup Cirebon 2013 lalu. \"Kasusnya kan 2014. Oke lah kalau pun saya ia nikah siri kemudian menceraikannya, terus apa urusannya. Nikah resmi saja kalau sudah dicerai itu sudah tak ada hak. Kalau mau menuntut harusnya tahun 2014. Itu kalau iya memang betul saya melakukan. Bukan tahun sekarang yang merupakan tahun politik. Jelas ini kepentingan politik,\" kata Sunjaya saat ditemui wartawan di KPU Kabupaten Cirebon, Kamis (30/3). Menurutnya, laporan yang dilayangkan pihak Elly ke Mapolres Cirebon Kota merupakan salah satu strategi lawan politiknya untuk meruntuhkan popularitas dan elektabilitasnya. Sunjaya menilai, banyak kejanggalan pada laporan itu. Seperti tahun pelaporan, janji mengangkat Elly menjadi PNS, dan janji memberikan fasilitas rumah pribadi, mobil, serta uang Rp10 juta tiap bulan. Dia menegaskan tak pernah menjanjikan PNS terhadap Elly. Karena pengangkatan PNS melalui mekanisme dan aturan yang ada. “Ngapain saya janjikan PNS, ngapain saya kasih mobil, rumah, dan jajan bulanan,\" katanya. Dia menjelaskan, korban penipuan harus ada kerugiannya. “Ini (Elly, red) kerugiannya dalam bentuk apa. Saya tidak pernah melakukan penipuan dan tidak menikah siri,” ungkap dia. \"Ini isu yang sengaja dihembuskan ke saya yang notabene merupakan bupati dan calon kandidat pada Pilbup Cirebon 2018 nanti. Saya mendengar ada orang tertentu yang melapor ke polresta (Polres Cirebon Kota, red). Sangat jelas ini merupakan kepentingan politik,\" tandas Sunjaya. (sam/den)

Tags :
Kategori :

Terkait