Energi Listrik Dorong Geliat Investasi Kawasan Cirebon Timur

Senin 03-04-2017,08:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KAWASAN industri tumbuh di wilayah timur Cirebon (WTC). Akses jalan tol trans Jawa, jalur pantura dan dukungan ketersediaan energi listrik membuat Wilayah Timur Cirebon semakin seksi di mata investor. Sebelum tahun 2007, kawasan timur Kabupaten Cirebon didominasi lahan tidur, tambak dan areal pertanian. Perlahan tapi pasti, satu per satu industri berdiri. Hal itu seiring semakin mudahnya akses melalui jalur pantura, tol trans Jawa dan dukungan energi listrik. Keberadaan 18 kecamatan dan sekitar 190 desa, potensi wilayah timur Cirebon tidak lagi dipandang sebelah mata. Wilayah ini terkenal dengan daerah-daerah pertanian penghasil holtikultura dan perikanan, seperti Waled, Pabedilan, Ciledug hingga Losari. Pertumbuhan industri di wilayah ini berkembang mulai tahun 2009. Khususnya daerah kecamatan yang dilntasi jalur utama pantai utara jawa, seperti Pangenan, Astanajapura, Mundu, hingga Losari. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon, Muhadi AS mengatakan, tahun 2007 menjadi awal momentum geliat investasi di Cirebon timur. Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit I dengan kapasitas 660 MW, mendorong lahirnya industri lain. Salah satunya PT Samudra Luas Paramacita yang merupakan Industri Karet Remah dan Barang-barang dari karet dengan nilai investasi Rp 1 miliar. Kemudian diikuti tahun 2010, empat perusahaan swasta lainnya turut menanamkan investasi. Pada tahun 2009 saja, nilai investasi dari izin industri di tiga kecamatan yakni Astanajapura, Pangenan dan Mundu mencapai Rp 5,985 miliar dari 12 perusahaan yang berdiri. Angka itu meningkat di tahun 2010 menjadi Rp 24,196 miliar dari 17 perusahaan yang masuk. Bahkan pada tahun 2012, angka investasi meningkat berkali lipat. Total pada tahun itu, mencapai Rp 186,590 miliar dari 11 perusahaan. Investasi terbesar dari PT Sindo Agung Agro Prima yang mendirikan industri pakan ternak di Kecamatan Pangenan dengan total investasi Rp 180 miliar. Secara umum, DPMPTSP baru memiliki sistem pendataan perizinan sejak tahun 2009. Sehingga sebelum itu, data investasi belum tercatat dengan baik. Tapi, beragam indikator menunjukkan peningkatan signifikan. \"Secara jumlah investasi menurun, tapi naik nilai investasinya naik,\" ungkapnya. (jamal suteja)

Tags :
Kategori :

Terkait