Harga Garam Melambung, Tembus Rp 2.300 Per Kilogram

Rabu 12-04-2017,09:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Saat ini harga garam melambung tinggi. Gara-gara langka, harga garam menembus Rp2.300/kilogram. Lebih tinggi dari harga eceran tertinggi pupuk urea bersubsidi yang berada di kisaran Rp 1.800/kg. Bukannya senang. Mayoritas petani garam rakyat di wilayah pesisir pantura Kabupaten Indramayu justru pasang muka cemberut. Pasalnya, mereka tak bisa menikmati lonjakan harga garam tertinggi sejak sepuluh tahun terakhir. Lantaran stok yang dimiliki sudah benar-benar habis. Parahnya lagi, harga jual tinggi itu bukan berasal dari garam lokal, tapi luar daerah. Tepatnya asal Sumenep, Madura. “Kami cuma bisa mewek,” ucap Darmin, petani garam asal Kecamatan Kandanghaur, kepada Radar Indramayu, Selasa (11/4). Lonjakan fantasis itu terjadi karena petani garam lokal hampir setahun ini tidak lagi bisa berproduksi. Menyusul musim penghujan yang tidak pernah berhenti sejak awal tahun 2016 lalu. Pernah panen raya, harga garam lokal terjun bebas di kisaran harga Rp 200/kg. “Sejak awal tahun lalu belum ada produksi sama sekali. Masalahnya ada pada cuaca, hampir tidak ada musim kemarau. Hujan terus-terusan. Sekarang ini stok di petani sudah hampir tidak ada. Itu garam dari Sumenep untuk memenuhi kebutuhan di sini,” ujarnya. Warjo, pelaku usaha pengolahan ikan asin menuturkan, tingginya harga garam membuat usahanya terancam bangkrut. Dia pun tidak bisa lagi memproduksi ikan asin besar-besaran karena melambungnya harga garam. Dia meruntut, naiknya harga garam terjadi sejak pertengahan tahun 2016 lalu bersamaan dengan semakin intensnya hujan turun. Mula-mula Rp 400/kg, lalu naik Rp 600, Rp 1.000, dan kini Rp 2.300/kg. Dengan kebutuhan garam mencapai 2 kuintal per hari, modal untuk membeli garam menjadi naik hampir 5 kali lipat dari biasanya. Ditambah lagi biaya upah kerja saat musim penghujan juga menjadi berlipat-lipat. Sebab jika biasanya pengeringan ikan cukup dua hari, sekarang memakan waktu sampai 4-5 hari lamanya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait