Butuh Lahan 800 Hektare Lagi, Progres Pembangunan BIJB Capai 40 Persen

Jumat 05-05-2017,13:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA - Sejumlah persoalan masih mewarnai pembangunan proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka. Mulai kondisi cuaca yang tidak bersahabat hingga pembebasan lahan yang belum rampung. Kondisi ini dikhawatirkan mempengaruhi target operasional pada tahun depan. Direktur Utama PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Virda Dimas Ekaputra menyampaikan, kondisi cuaca di lokasi memang cukup ekstrem akhir-akhir ini. Hujan bisa terjadi secara terus menerus selama 10-15 hari. Keadaan ini tentu kurang menguntungkan untuk pembangunan yang tengah berjalan. Bukan hanya cuaca, persoalan lahan pun masih belum terselesaikan. Ada beberapa titik yang masih belum dibebaskan. Dari 1.800 hektare kebutuhan, baru 1.000 hektare yang sudah dimiliki oleh BIJB. Virda mengatakan, lahan yang tersedia sejauh ini sudah mencukupi untuk pembangunan bandara. Sejak awal, tanah 800 hektare yang masuk master plan merupakan tanah yang disiapkan untuk pengembangan ke depan. Tanah itu akan digunakan untuk perpanjangan runway dan pembangunan runway kedua. Sejauh ini progres pembangunan bandara sudah mencapai 40 persen. Ada tiga paket pembangunan yang dikerjakan secara bersama. Pada paket I, dilakukan pengerjaan sarana dan prasarana akses jalan parimeter hingga terminal penumpang. Saat ini pembangunan sudah mencapai 75 persen. Kemudian, pada Paket II, pembangunan terminal dengan progres 30 persen dan paket III, bangunan sarana operasi yang kini mencapai 45 persen. “Kita tetap optimis beropersi Februari 2018. Konstruksi kita targetkan rampung November 2017,” ujarnya di Jakarta, kemarin (4/5). Target ini pun sudah dilengkapi dengan kerja sama penerbangan bersama sejumlah maskapai. Saat ini, sudah ada tiga maskapai yang akan mengisi slot penerbangan di Kertajati nanti. Ketiganya adalah Citilink, Qatar Airways dan Sriwijaya Air. “Segera menyusul (MOU) dengan Garuda Indonesia dan AirAsia,” ungkapnya. Mengawali operasional bandara nanti, bandara akan melayani 14 rute yang terdiri dari 4 rute internasional dan 10 rute domestik. Untuk rute internasional, penerbangan akan dilakukan menuju Arab Saudi, Kuala Lumpur, Singapura dan Bangkok. Sementara, penerbangan rute domestik meliputi Surabaya, Medan dan Bali. Pada tahap awal, pengelolaan bandara rencananya tidak digarap internal. BIJB akan bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II paling tidak untuk lima tahun ke depan. Bandara Kertajati sendiri diharapkan bisa menggantikan peran Bandara Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Nantinya bandara ini akan dibangun dengan luas terminal mencapai 121.100 meter persegi (m2). Namun tahap awal pengoperasiannya, akan dibangun seluas 96.000 m2 terlebih dahulu yang bisa menampung 5 juta sampai dengan 11 juta penumpang per tahun. Bandara ini ditargetkan mampu didarati pesawat berbadan lebar jenis B747 dan B777. (mia)

Tags :
Kategori :

Terkait