Jalur Utama Cikijing-Darma Longsor, Jalan Alternatif Cipulus Semakin Sempit

Senin 15-05-2017,11:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Jalur utama Cikijing-Darma sempat dua kali putus akibat longsor. Kini menyisakan masalah di jalan poros Desa Cipulus Kecamatan Cikijing. Sebab, jalan poros Desa Cipulus-Jagasari rusak dan kondisinya menyempit akibat di sejumlah titik banyak tebing jalan yang ambles. Tokoh masyarakat setempat, H Dedi Rasidi mengatakan, jalan desanya sempat dijadikan rute alternatif yang terhubung ke kawasan Darma Kuningan, ketika beberapa waktu jalur utama Cikijing Darma terputus. Intensitas kendaraan yang tinggi ditambah muatan kendaraan yang tidak sesuai kualitas jalan, membuat jalan rusak. “Itu (jalan ambles, red) terjadi lantaran di beberapa bagian tidak ada tembok penahan tebing (TPT). Sedangkan kendaraan yang lewat di luar kondisi normal. Kalau dibiarkan terus seperti ini, bisa-bisa jalan semakin sempit dan bahkan bisa putus,” jelasnya. Bahkan beberapa waktu lalu sempat terjadi kendaraan terperosok di tebing yang longsor hingga menyebabkan korban jiwa. Kejadian tersebut membuat pengendara lain yang melintas harus ekstra hari-hati, karena kondisi jalan yang longsor tersebut berada di jalur pegunungan dengan kemiringan yang curam. “Warga sudah sangat khawatir dengan kondisi jalan poros desa kami ini. Hal ini sangat mendesak karena beberapa bulan kebelakang udah ada korban meninggal di tempat, akibat terperosok dari tebing yang longsor di pinggir jalan,” ujar Dedi yang juga anggota Komisi III DPRD Majalengka ini. Kondisi aspal juga tidak kalah memprihatinkan, hampir di sepanjang jalan lapisan aspalnya hanya menyisakan bagian tengah saja. Aspal yang tersisa juga tidak semuanya mulus. Sedangkan bagian tepi jalan, lapisan aspalnya sudah terkelupas akibat sering dilalui kendaraan di luar kondisi normal. Menurutnya, permohonan perbaikan jalan sudah pernah diajukan ke pihak BMCK namun nampaknya belum terakomodasi di APBD murni 2017 ini. Dia berharap bisa dialokasikan di APBD perubahan 2017. “Harusnya pemerintah pusat mengalokasikan konpensasi atas penggunaan jalan alternatif desa ini, sebagai akses penghubung sementara ketika jalur utama Cikijing-Darma putus. Misalnya dengan mengalokasikan dana alokasi khusus (DAK) fisik dari APBN ke APBD kabupaten untuk konsentrasi perbaikan jalur di desa kami ini,” kata Dedi. Jika akses jalan tersebut putus, maka tidak akan ada rute alternatif lain ketika jalur utama Cikijing-Darma kembali mengalami kerusakan parah seperti beberapa waktu lalu di daerah Kawah Manuk Kuningan dan tahun lalu di kawasan Cipadung Majalengka. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait