Wanita Panggilan Ngaku Mahasiswi, Seminggu Raup Rp750 Ribu

Rabu 24-05-2017,19:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Bisnis mesum bukan hal baru di Cirebon. Ragam cara, ragam tarif, juga ragam kelas. Menjamurnya tempat hiburan, baik yang buka siang hari atau malam hari, menjadi salah satu faktor tumbuh suburnya bisnis ini. Muncul istilah wanita panggilan. Baik untuk sekadar menemani sang pria bernyanyi, atau bahkan bisa lebih dari itu. Radar Cirebon mewawancarai CR (20), wanita yang mengaku mahasiswi salah satu kampus di Kota Cirebon. CR ini berhasil ditemui Radar di kantor Satpol PP Kota Cirebon beberapa waktu lalu usai gelaran operasi pekat jelang Ramadan. CR yang saat itu ditangkap petugas di salah satu kamar hotel melati di Kota Cirebon bersama teman laki-lakinya awalnya mengelak berprofesi ganda. Dia hanya mengaku seorang mahasiswi yang sedang beristirahat untuk makan dan menunggu kedatangan temannya. Namun CR akhirnya buka-bukaan setelah didesak petugas. Pakaiannya yang minim serta dandanannya yang menor membuat CR tidak bisa berkutik. “Sudah dua tahunan jadi freelance, tidak stand by di tempat. Hanya kalau dipanggil mami saja,” aku CR. Awal CR terjun ke dunia malam tersebut sebenarnya lebih karena kecelakaan. Dia yang mengaku asal Indramayu itu, pertama kali datang ke Cirebon untuk kuliah. Tapi malah bergaul dengan teman-temannya yang lebih senior yang mengajaknya ikut dalam bisnis tersebut. “Awalnya ikut-ikutan teman. Koq kayak enak ya. Uangnya banyak bisa beli make up, bisa beli baju. Kalau minta ke orang tua kan lama dapatnya,” ujar CR blak-blakan. Dia pun masih mengingat awal-awal pertama kali menerima orderan. Seorang pria meminta ditemani bernyanyi. Saat itu ia menerima bayaran sekitar Rp500 ribu dari pria yang umurnya mungkin sebaya dengan ayahnya. “Dari situ mulai nyaman. Cuma nemenin nyanyi tapi uangnya dapat banyak,” paparnya. Sekarang, total uang yang bisa ia dapat sekitar Rp750 ribu per minggu. Uang tersebut dikoordinir oleh seorang mami di salah satu tempat karaoke di Kota Cirebon. “Ada maminya. Kalau gak pake mami susah nyari tamu. Cuma ngandelin kenalan saja. Kalau pakai mami, tiap hari pasti ngelayanin tamu,” akunya. Profesi barunya tersebut menurut CR tidak pernah ia umbar. Dia merahasiakan hal tersebut dari orang tuanya dan pacarnya yang berada di Indramayu. Bahkan jika pulang kampung, maka ia akan berubah drastis, terutama dari segi penampilan. “Kalau bapak tahu ya bisa dibunuh. Pacar saya juga gak tahu,”katanya. Selama menjalani profesi tersebut, CR mengaku selalu all out. Baginya kepuasan pelanggan adalah hal utama dan penting. Namun, CR menegaskan service yang ia berikan tidak pernah lebih dari menemani menyanyi dan menuangkan minuman. “Pernah juga ada yang ngajak ngamar setelah karaoke, tapi saya tolak. Bahkan mau ngasih uang Rp5 juta. Kalau kerja gak pernah lebih dari ciuman dan grepe-grepe aja. Untuk lanjut ke kamar masih takut,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait