30 Ribu Hektare Sawah di Indramayu Terancam Puso

Minggu 28-05-2017,19:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU – Kekeringan menjadi masalah klasik bagi petani Indramayu. Di beberapa kecamatan, khususnya di Kecamatan Pasekan, puluhan hektare sawah terancam puso. Tidak adanya pasokan air membuat sawah kekeringan. Sungai Cimanuk yang dijadikan alternatif sumber air petani kini sudah tidak bisa diandalkan. Kuwu Brondong, Kecamatan Pasekan, Rokman mengatakan, pada musim kemarau, air di sungai Cimanuk lama bercampur air laut. Sehingga tidak mungkin diambil dan digunakan untuk mengairi sawah. Kondisi tersebut membuat petani kebingungan. \"Di desa kami, padi sudah berusia dua bulan. Namun, saya khawatir tanaman yang telah tumbuh itu terancam puso. Masalahnya tidak ada pasokan air. Kalau sungai Cimanuk lama tidak bercampur air laut, bisa dijadikan solusi,\" ujarnya saat mendampingi anggota Komisi V DPR RI Yoseph Umarhadi meninjau sungai Cimanuk lama, Sabtu (27/5). Sementara Kuwu Pabean Ilir, Nasito, mengatakan, untuk menanggulangi kekeringan, perlu ada penambahan waktu operasional suplai air Waduk Jatigede, minimal 12 jam per hari. Selain itu, dibangun bendungan karet di Sungai Cimanuk lama sehingga air sungai bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Menanggapi keluhan kuwu, Yoseph Umarhadi, mengaku prihatin. Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan itu akan menghubungi Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk dan Cisanggarung (BBWSCC) untuk menambah waktu operasional suplai air Waduk Jatigede ke wilayah Indramayu. \"Berdasarkan keterangan kuwu, seluas 30 hektare tanaman padi saat ini terancam puso. Ini harus diselamatkan, karena menyangkut ketahanan pangan dan perekonomian petani di Indramayu. Terkait usulan dibuatkan bendungan ataupun penampungan air seperti embung, nanti akan kita koordinasikan dengan Kementerian PUPR dan pihak BBWS,\" ujar anggota DPR dari dapil Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu itu. (kom)

Tags :
Kategori :

Terkait