Memburu Hantu Tiga Windu

Jumat 02-06-2017,02:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CARDIFF – Dapatkah juara bertahan Liga Champions kembali juara back to back? Pertanyaan itu yang selalu muncul tiap final perebutan Si Kuping Lebar (sebutan trofi Liga Champions), di 24 edisi setelah berganti nama dari European Cup. Sebab, memang belum ada klub yang sukses back to back juara di ajang tersebut. Tanyakan itu pada AC Milan, Ajax Amsterdam, Juventus, dan Manchester United. Sebab klub-klub itulah yang mujur masih sukses menjejak final setelah jadi kampiun Liga Champions musim sebelumnya. Rata-rata, klub juara bertahan Liga Champions mentok sampai di semifinal saja. Itu pun, keempat klub tersebut gagal mengulang indahnya pesta final dua edisi beruntun. Mereka hanya jadi nomor dua. Nah, hantu itulah yang menanti Real Madrid sebagai pemilik Si Kuping Lebar terbaru. Kini pertanyaan bagi Real, bisakah mereka mengulang pesta di San Siro, Milan, tahun lalu di Millenium Stadium, Cardiff, Minggu dini hari nanti WIB (4/6)? \'\'Setiap pemain di dressing room Real Madrid ingin mencatatkan sejarah. Hal yang dapat membanggakan jika kami bisa jadi klub pertama memenangi dua juara Liga Champions dengan beruntun,\'\' kata winger Real Cristiano Ronaldo, dalam wawancaranya kepada situs resmi UEFA akhir pekan lalu WIB (27/5). Faktanya, semenjak era Liga Champions, Real tak pernah gagal melengkapi final dengan pesta juara. Lima kali final, lima kali juara. Itu bisa jadi modal terpenting Real dalam memburu hantu tiga windu juara bertahan Liga Champions itu. Tetapi Ronaldo tetap waspada dengan apa yang sudah disiapkan Juventus di Cardiff nanti. Dia menyebut, final ini tak akan ada bedanya dengan final-final Real sebelumnya. \'\'Final ini akan seperti final tahun lalu (melawan Atletico Madrid), ini seperti sebuah koin. Kedua klub akan berusaha memanfaatkan kesalahan lawan, siapa yang memainkan laga terbaik dialah yang jadi pemenangnya. Semoga itu kami,\'\' tutur top scorer Real dalam Liga Champions ini tersebut. Ya, siapa yang lengah, maka dialah yang kalah. Bukan hanya sekedar hantu kutukan bagi klub juara bertahan semata. Apalagi dari sisi kedalaman skuadnya, Real tidak layak dicoret dari daftar unggulan teratas bursa juara Liga Champions musim ini. Selama musim ini tactician Los Blancos Zinedine Zidane tidak sulit mencari pengganti jika satu dari pemain utamanya absen. Terutama satu dari trio BBC-nya, Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Beberapa bulan terakhir ini bisa dilihat, pemain-pemain yang jarang mendapat minutes play seperti James Rodriguez, Alvaro Morata dan Isco mampu menjawab kepercayaan dari Zizou, panggilan karib Zidane. Bahkan, Isco sukses mengisi satu tempat yang lebih dari 40 hari terakhir ini ditinggalkan Bale. The Welsh Wizard, julukan Bale, cedera betis. Meskipun, dari update teranyar tadi malam WIB dia disebut Zidane sudah bisa tampil di Cardiff. Terlepas dari Isco dan Bale, kedalaman di skuad Real antara final kali ini dengan tahun lalu tidak begitu besar gap-nya. Di atas kertas, perbedaannya tipis. Apalagi jika Bale jadi starter, maka kemungkinan dari starting eleven Real di final nanti bisa 100 persen dengan skuadnya tahun lalu. Begitu pula saat komposisi starting eleven-nya dibandingkan dengan dua kali pertemuan di semifinal pada ajang yang sama musim 2014-2015 silam. Yang membedakan hanya Real sudah tidak ada lagi Iker Casillas di bawah mistar. Lantas Raphael Varane dan James Rodriguez kemungkinan besar tidak jadi pilihan Zidane main menit-menit awal. Selebihnya, masih ada Ronaldo yang dapat menjebol gawang Gianluigi Buffon dua kali dalam dua leg. Bandingkan dengan Juventus yang sudah tidak ada lagi Patrice Evra, Andrea Pirlo, Paul Pogba, Arturo Vidal, Carlos Tevez, atau Morata. Nama terakhir sekarang bermain di Real. Jika dikalkulasikan, perbedaan starting eleven Juventus kala itu dengan saat ini sudah berubah lebih dari 50 persen! \'\'Karena Liga Champions itu sudah seperti esensinya dengan Real Madrid. Di malam itu, malam final, sesuatu yang ajaib akan hadir, sesuatu yang sulit untuk dijelaskan,\'\' tutur bek Dani Carvajal kepada Codere, saat ditanya tentang peluang dia dan rekan-rekannya mengangkat trofi juara Liga Champions lagi musim ini. Lalu, apa kata Zidane soal kutukan juara bertahan itu? \'\'Antara final ini dengan final lain, itu berbeda. Ini final lain melawan tim berbeda, di stadion berbeda, dan tentunya atmosfer yang berbeda pula. Kami tahu kami punya 90 menit, mungkin lebih, demi mencoba dan mencobanya memenangi trofi ini lagi. Kami tak akan mengubah cara kami, dan lihat apa yang terjadi nanti,\'\' sebutnya, dikutip Tribal Football. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait