Akhirnya Sekda Kuningan Tidak Maju di Pilkada

Jumat 02-06-2017,10:15 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KUNINGAN - Jika di Kabupaten Cirebon muncul fenomena banyaknya pejabat eselon II yang mencalonkan diri sebagai calon bupati atau wakil bupati, kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Kuningan. Dari puluhan pejabat eselon II yang berada di lingkup Pemkab Kuningan, ternyata tak seorang pun berminat untuk maju di Pilkada 2018. Termasuk Sekda Drs H Yosep Setiawan MSi yang terang-terangan tidak akan maju kendati sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Alhasil, dari sekian banyak calon yang akan maju, tak seorang pun yang berasal dari birokrat atau mantan birokrat. Yosep mengatakan tidak akan maju di Pilkada 2018 bukan tanpa alasan. Faktor keluarga menjadi salah satu penyebab dirinya tidak tertarik untuk maju, disamping merasa bukan seorang politisi. “Kalau yang mendorong mah ada, tapi saya tidak berminat. Saya ingin menikmati masa pensiun setelah sekian puluh tahun bekerja. Mungkin nanti setelah saya pensiun, akan lebih banyak waktu untuk menyalurkan hobi saya, yakni bermain musik,” sebut Yosep kepada Radar, belum lama ini. Namun, dia tak menghalangi jika kemudian ada rekannya sesama birokrat yang mempunyai niat untuk maju di Pilkada 2018. Sebab, sebagai warga negara yang baik, birokrat juga memiliki hak yang sama untuk maju di Pilkada 2018. Sehingga, jika seandainya ada birokrat yang akan maju, dirinya akan memberikan izin. “Silahkan saja bagi rekan-rekan dari birokrat jika akan maju di Pilkada 2018. Tak ada larangan. Saya sendiri sudah memastikan tidak akan maju. Saya hanya akan menikmati masa pensiun nanti dengan kegiatan di rumah bersama keluarga,” ujarnya. Terkait banyaknya birokrat di lingkup Pemkab Cirebon yang ramai-ramai bakal maju, Yosep mengaku sudah mendengarnya. Bahkan dia sempat berbicara dengan rekannya, sekda Kabupaten Cirebon. Menurut dia, fenomena di Kabupaten Cirebon tersebut menunjukkan jika eselon II juga mempunyai keinginan untuk maju. “Berita itu kan sudah ramai, baik di koran maupun media sosial. Saya sendiri kurang tahu penyebab banyaknya eselon II di lingkup Pemkab Cirebon yang akan maju di Pilkada. Tapi saya pikir itu tidak masalah,” tukasnya. Sekali lagi, Yosep menegaskan jika niatnya sudah final, yakni tidak akan maju di Pilkada 2018 dan memilih untuk tetap melanjutkan posisinya sebagai sekda sampai masa pensiun, Maret tahun depan. Di waktu yang tersisa ini, dirinya akan bekerja maksimal membantu bupati dan wakil bupati dari sisi pekerjaan administrasi yang menjadi tugasnya. “Yang terpikir di benak saya adalah bagaiamana menuntaskan pekerjaan saya sebagai sekda ini sampai masa pensiun nanti. Setelah pensiun, tentu saya lebih banyak menikmati waktu bersama keluarga. Momong cucu, bermain musik sambil mengelola bisnis kecil-kecilan,” ucapnya. Sedangkan pemerhati politik, Muhamad Zaenal menngungkapkan, banyak alasan yang melatarbelakangi kurang minatnya eselon II atau mantan birokrat untuk mendaftar ke partai politik sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati. Selain masih kentalnya budaya ewuh pakewuh juga besarnya modal yang harus disediakan ketika akan maju, menjadi penyebab birokrat memilih untuk menepi dari percaturan politik lokal. “Patut diingat jika akan maju sebagai bakal calon bupati maupun wakil bupati butuh modal yang besar. Dan ini juga menjadi kendala bagi birokrat di lingkup Pemkab Kuningan,” katanya. Sebenarnya dia melihat ada beberapa eselon II terutama yang akan pensiun di 2018 berpeluang untuk maju. Entah sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati. Sikap Sekda Yosep sama dengan Kepala Dinas PUPR Ir H Jajat Sudrajat MSi, serta Drs H Maman Suparman yang menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian. “Tapi kembali kepada keberanian pejabat itu sendiri. Apakah sudah siap untuk maju dengan menyediakan dana besar, atau memilih untuk menikmati masa pensiun. Kalau birokrat tetap ingin maju di pilkada. Persiapkan saja dana segar Rp10 miliar sampai Rp15 miliar,” sarannya. (ags)  

Tags :
Kategori :

Terkait