Padi Gagal Panen, Terpaksa Ganti Jadi Lahan Kangkung

Jumat 02-06-2017,21:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Sejumlah titik lahan pertanian di Kabupaten Cirebon gagal panen. Tanaman padi yang mayoritas ditanam petani pada bulan April 2017 lalu, tidak bisa tumbuh normal bahkan mayoritas mati mengering. Tak terkecuali lahan pertanian padi di Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan, yang akhirnya terpaksa banting setir mengubah lahan pertanian padinya menjadi pertanian komoditi lain selain padi. “Ini setengah hektare digarap untuk lahan kangkung. Tadinya padi cuma kena penyakit, padinya menguning dan kemudian mati. Sudah coba bermacam-macam obat, tapi tidak bisa diselamatkan,” ujar Diran salah satu petani yang ditemui Radar di Desa Astanamukti, Kamis (1/6). Dikatakannya, hampir seluruh lahan pertanian padi yang berada di Desa Astanamukti gagal. Gejala dan kondisinya pun sama, tanaman terlihat menguning setelah pemberian pupuk pada periode pertama atau satu bulan setelah padi ditanam. “Setelah dipupuk mulai kelihatan perubahan. Awalnya sedikit yang menguning, namun akhirnya semuanya. Kita tak ada pilihan lain, mau tanam kembali masih khawatir, akhirnya sementara pindah dulu, kita tanam kangkung,” imbuhnya. Sementara itu, Ketua HKTI Kabupaten Cirebon Tasrip Abubakar kepada Radar mengatakan, penyebab penyakit yang mengakibatkan sekitar 2.000 hektare sawah petani gagal total dan 800 petani terdampak tersebut, akibat terserang penyakit kerdil hampa. Penyakit tersebut menyerang sawah petani yang memulai musim tanam pada bulan April 2017. “Insya Allah yang tanam bulan Mei kondisinya baik. Hanya yang tanam bulan April saja yang terdampak, penyakitnya berupa virus,” tuturnya. Padahal menurut Tasrip, para petani bisa terhindar dari virus tersebut, jika melakukan pengolahan tanah atau media tanam dengan baik. Dengan penyemprotan obat-obatan sebelum dilakukan penanaman. “Obat itu kan nanti untuk membunuh virus. Namun kadang petani terburu-buru mengejar waktu, terlebih karena normalnya sebentar lagi masuk musim kemarau,” imbuhnya. Menghadapi kondisi tersebut, pihaknya menyarankan agar petani melakukan tambal sulam tanaman ataupun mengganti bibit yang akan ditanam ulang di lokasi tersebut. Menurutnya, mayoritas tanaman yang terserang adalah varietas padi Ciherang. “Petani harus menanam varietas unggul baru ada Mikongga, Situ Bagendit, Legowo. Kalau Ciherang itu varietas lama, selalu kena penyakit yang sama,” paparnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait