Peredaran Uang Palsu Marak, Pedagang Pasar Tradisional Resah

Sabtu 03-06-2017,03:35 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN – Sejumlah pedagang di Pasar Kepuh Kabupaten Kuningan mengeluhkan maraknya peredaran uang palsu (upal) yang akhir-akhir ini sering terjadi. Seperti diungkapkan Aziz, pedagang sayuran ini mengaku, sudah berkali-kali tertipu menerima uang palsu dari pembelinya. Dia menduga, uang palsu tersebut didapatnya saat melayani pembeli saat berjualan malam hari ketika banyak pembeli dan kurangnya penerangan. “Total saya dapat empat lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu dan satu lembar uang pecahan Rp10 ribu. Saya baru menyadari saat keesokan harinya, saat akan beli pulsa ternyata tidak laku karena palsu,” sesal Aziz. Aziz mengaku, mengalami kerugian dua kali lipat ketika menerima uang palsu dari pembelinya. Sudah barang dagangannya hilang, dia pun harus memberikan uang kembalian yang nilainya tidak sedikit. “Karena saya berjualan pada malam hari, sehingga tidak bisa membedakan mana uang asli dan palsu. Namun yang pasti dengan adanya peredaran uang palsu sangat merugikan para pedagang. Kami berharap pihak berwajib bisa mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya,” kata Aziz. Sementara itu, Petugas Pemantau Pasar Disperindag Kabupaten Kuningan Arisman, membenarkan mengenai maraknya peredaran uang palsu. Bahkan, dia mengaku telah memegang beberapa pecahan upal dari pedagang yang menjadi korbannya. “Sebenarnya banyak pedagang menerima upal dari pembelinya. Tapi kebanyakan disobek langsung atau dibuang. Ada sebagian yang menyerahkannya kepada kami untuk dijadikan barang bukti,” kata Arisman. Sebagai upaya meminimalisir peredaran uang palsu di Kuningan, Arisman mengimbau kepada para pedagang untuk teliti saat bertransaksi dengan pembeli serta mempraktikan metode 3D. Yaitu dilihat, diraba dan diterawang. “Biasanya pelaku memanfaatkan kesibukan pedagang dalam keramaian. Apalagi pedagang malam hari. Jika tidak memungkinkan, disarankan untuk membeli alat sensor uang, sehingga saat itu juga bisa diketahui keaslian uang yang diterima sekaligus langsung menindak jika ada pembeli yang menyebarkan uang palsu,” terangnya. Upaya lain dalam meminimalisir peredaran uang palsu di Kuningan, lanjut Arisman, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk melakukan penyelidikan. Para pedagang diimbau untuk melaporkan setiap kali mendapatkan uang palsu dari pembeli kepada aparat dan jika memungkinkan menyebutkan ciri-ciri pelakunya. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait