Siaga Satu! 3.000 Pasukan TNI dan 4 KRI Dikerahkan di Perbatasan

Minggu 11-06-2017,04:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

TARAKAN - Situasi di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur, Pulau Mindanao, Filipinan, makin panas. Baku tembak antara militer Filipina (AFP) dan militan Maute masih berlanjut hingga Jumat (9/6). Hal inilah yang mendasarai seluruh aparat keamanan di perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara) meningkatkan pengawasan di perbatasan agar warga maupun teroris asal Filipina tidak menjadikan Indonesia sebagai tempat pelarian. Kemarin, Apel Kesiapsiagaan yang diikuti TNI, Polri dan unsur pendukung lainnya dilakukan untuk mengantisipasi masuknya kelompok pemberontak tersebut, di Dermaga Lantamal XIII Tarakan, Mamburungan sekitar pukul 09.00 Wita. Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Ferial Fachroni mengatakan, seluruh pasukan yang ada di wilayah perbatasan dengan Filipina, diintruksikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, untuk meningkatkan kesiapsiagaan. “Kita sudah dapat penekanan langsung dari Panglima TNI Gatot Nurmantyo terkait hal ini, umumnya saat ini kita sudah siaga satu untuk mengantisipasi masuknya kelompok pemberontak Maute,” bebernya kepada pewarta seperti yang dilansir JPNN.Com, Minggu (10/6). Pria yang memiliki bintang satu di pundaknya ini menuturkan, saat ini ada 3.000 personel yang terdiri dari TNI, Polri dan unsur pendukung lainnya yang disiapsiagakan di Kaltara. “Saat ini sudah ada 4 KRI yang sedang melakukan pengawasan secara bergantian di wilayah perbatasan NKRI dalam Operasi Ambalat yang ikut turun langsung,” ungkapnya. Selain itu Lantamal XIII Tarakan juga mengerahkan unsurnya yakni 7 tim Patroli Keamanan Laut (Patkamla) dan 2 Kapal Angkatan Laut (KAL). Khusus udara pihaknya juga mengerahkan pesawat Cassa P 851 untuk lebih memperketat pengawasan perbatasan. Terpisah, Komandan Lanud Tarakan, Kolonel Pnb Didik Kristyanto mengungkapkan bahwa saat ini sudah mengerahkan pesawat intai Boeing 737 dengan sandi Kilat Badik 17 untuk mengawasi wilayah perbatasan Kaltara. “Untuk lebih mendukung pengawasan perbatasan, pada 16 Juni akan didatangkan satu flight yang terdiri 3 hingga 4 pesawat Sukhoi, satu unit helikopter tipe MI-16 juga disiagakan untuk mendukung dalam operasi bila ada pasukan untuk dikerahkan ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau, ” ungkapnya. Untuk memperkuat koordinasi, dalam waktu dekat tepatnya pada 19 Juni, akan di launching Maritime Command Centre (MCC) yang di dalamnya ada 3 negara yang terlibat yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina. “Tujuannya tidak lain memperketat pengawasan di perbatasan mengingat permasalahan yang komplit terjadi di sana,” tuturnya.(JPG/nri)

Tags :
Kategori :

Terkait