CIREBON - Fenomena warga yang hidup memrihatinkan bukan hal baru ditemukan di Kabupaten Cirebon. Terbaru, tiga warga Desa Mayung, Kecamatan Gunung Jati, yang tinggal di RT 1/RW 1, hidup memprihatinkan tanpa ada perhatian memadai dari pemerintah. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Yuningsih mengatakan, masih tingginya fenomena kemiskinan menjadi ironi. Karena anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) di Kabupaten Cirebon yang hampir Rp 4,4 triliun terbilang tinggi. Di tengah meningkatnya pertumbuhan indeks pembangunan manusia (IPM) yang diklaim sudah naik, nyatanya masih banyak warga yang hidupnya sangat memrihatinkan. \"Saya sangat prihatin, ini harus segera diatasi,\" ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini. Melihat kasus yang menimpa warga, rata-rata kurang terpenuhinya soal tempat tinggal. Apalagi, ada warga Mayung yang hanya tinggal di sebuah saung. Tentu saja, kata Yuningsih, seharusnya sudah diketahui pemerintah desa setempat. Karena pendataan itu atas usulan dari bawah. \"Pendataan itu kan dari bawah, bottom up, harus ada usulan dari desa, mereka bisa usulkan ke kecamatan,\" tukasnya. Yuningsih menjelaskan, akibat masih banyaknya warga yang tinggal di rumah tidak layak huni (rutilahu), akan merembet kepada masalah kesehatan. Salah satunya gizi buruk. \"APBD kita sudah maksimal Rp 4,4 triliun. Yang perlu dilakukan semua elemen pemerintahan adalah apa usahanya agar persoalan kemiskinan ini bisa diatasi? Tidak boleh saling menyalahkan,\" katanya. Dengan APBD yang tinggi itu, ditambah lagi adanya dana desa (DD) yang hampir Rp 1 miliar tiap desa, seharusnya persoalan kemiskinan menjadi prioritas dalam setiap program pemerintah di berbagai level. Di samping itu, ada juga upaya dalam pemberdayaan perekonomian, sehingga bisa memutus mata rantai. \"Seharusnya kan itu bisa segera diakomodasi dalam musrenbang dari tingkat desa, kecamatan hingga musrenbang kabupaten. Karena dampak kemiskinan ini akan berimbas pada bidang pendidikan dan kesehatan,\" jelasnya. (jml)
Kategori :