Oknum Kepsek Diduga Bawa Kabur Tabungan Siswa

Sabtu 17-06-2017,18:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA - Uang tabungan siswa SDN Panjalin Kidul II Kecamatan Sumberjaya sekitar Rp70 juta diduga dibawa kabur oknum kepala sekolah. Total uang tabungan yang belum dikembalikan sekitar lebih dari Rp300 juta. Uang tersebut merupakan tabungan siswa dari kelas I sampai kelas VI selama satu semester. Puluhan orang tua murid beberapa kali mendatangi sekolah guna meminta pertanggungjawaban penggunaan uang tabungan tersebut. Hingga  akhirnya puluhan orang tua harus gigit jari, karena sepekan menjelang hari Raya Idul Fitri tidak kunjung dibagikan. Salah satu perwakilan orang tua murid, Tedi Supardi mengaku uang yang selama ini digabungkan ke sekolah itu Rp6 juta. Pihaknya sudah lama meminta kepada kepala sekolah yang diduga melarikan uang tabungan siswa tersebut agar segera dikembalikan. Namun beberapa minggu terakhir kepala sekolah yang biasanya ada, sulit ditemui dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. “Bahkan ketika kami bersama puluhan orang tua siswa lainnya mendatangi sekolah dan rumahnya tidak bisa bertemu. Tabungan ini seharusnya dibagikan Minggu sekarang atau sebelum lebaran. Informasinya sih lebih dari Rp300 juta, sekitar Rp230 juta di bendahara sekolah. Sisanya diduga dibawa sama oknum kepsek,” ujarnya. Hal senada disampaikan perwakilan orang tua siswa lainnya, Iyan Aryanto. Dia mengaku setiap kelas uang tabungan para siswa berkisar antara Rp50 juta hingga Rp60 juta atau seriap siswa di bawah Rp6 juta. Meski anaknya hanya memiliki tabungan Rp300 ribu, namun uang tersebut sangat berguna untuk kebutuhan menjelang lebaran. Para orang tua siswa mengaku sudah melaporkan kasus tersebut kepada komite sekolah, untuk ditembuskan ke UPT Pendidikan Kecamatan Sumberjaya. Sekretaris komite SDN Panjalin Kidul II Iang Saeful Ikhsan Sag membenarkan kasus tersebut. Pihaknya mendapat laporan dan desakan dari puluhan orang tua siswa. Namun pihaknya tidak bisa melangkah jauh karena kepala sekolah sulit dihubungi, begitu juga upaya dari para guru lainnya. Pihaknya akan menggelar musyawarah dengan unsure lembaga sekolah baik guru dan bendahara sekolah, untuk mencari solusi. Minimalnya menyerahkan sebagian dulu uang tabungan yang saat ini ada di pihak sekolah. “Lembaga lainnya seperti PGRI dan UPT Pendidikan Kecamatan Sumberjaya juga harus mencari solusi, mengingat ini merupakan amanah. Minimalnya bisa menutupi sebagian dulu karena kasus ini membuat nama guru tercemar,” tegasnya. Apalagi menghadapi hari raya, uang itu sangat dibutuhkan orang siswa. Pihaknya meminta PGRI maupun Disdik agar memberikan efek jera bagi oknum kepala sekolah di wilayah Sumberjaya, mengingat kejadian ini bukan pertama terjadi tetapi tahun sebelumnya juga sudah terjadi. Bahkan dia mengaku komite maupun lembaga lainnya belum pernah diajak rapat atau musyawarah minimalnya setahun sekali. Secara personal maupun lembaga PGRI harus bisa memberikan solusi. “Begitu juga tindakan selanjutnya ke UPT untuk memberikan efek jera melalui rotasi jabatan. Kami berharap kepsek itu bisa koordinasi dan komunikasi baik dengan orang tua siswa maupun komite, bukan berjalan sendiri. Semua permasalahan kalau ada komunikasi yang baik bisa teratasi,” pintanya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait