Pembangunan Gedung Setda Kota Cirebon Diprediksi Tidak Sesuai Target

Senin 19-06-2017,16:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

KEJAKSAN – Mendekati pertengahan tahun, pembangunan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) belum menunjukkan perkembangan signifikan. Proyek senilai Rp86 miliar itu, baru terbangun 25 persen. Padahal seharusnya sudah terbangun sampai lantai empat. “Ideal sudah masuk 50 persen. Tapi saya sudah bukan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) lagi, karena sudah mengundurkan diri,” ujar Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Ir Trisuni Basuki. Seperti diketahui, Trisunu mengajukan pengunduran diri pada 20 Mei atau saat target 30 persen yang dibebankan kepada kontraktor tidak terpenuhi. Meski belum dikabulkan, dia mengaku, urusan anggaran gedung setda tidak lagi menjadi tanggung jawabnya. “Penganggaran langsung ditarik ke PA (Pengguna Anggaran, Kepala DPUPR, Ir Budi Raharjo MBA),” tuturnya. Pengunduran diri sebagai KPA, kata dia, membuat dirinya tidak lagi terlibat aktif dalam pengawasan pembangunan. Bahkan, jabatan sebagai kepala Bidang Cipta Karya DPUPR sudah direlakan untuk orang lain. Dia hanya menunggu kursinya ada yang mengisi pada helatan mutasi pegawai Juli nanti. “Saya sudah merelakan. Saya juga siap dengan konsekuensinya karena tidak pegang jabatan, mungkin kembali ke staf atau fungsional,” tuturnya. Kendati demikian, Trisunu mengaku masih mendapatkan laporan dari Manajemen Konstruksi (MK). Dari laporan terbaru, pekerjaan tersebut baru menyentuh angka 25 persen. Padahal seharusnya sudah di level 50 persen atau lantai empat. “Kalau begini, ya nggak akan selesai Desember lantai delapan,” katanya. Trisunu juga mempertanyakan rekomendasi pemutusan kontrak yang sudah dikeluarkan pada 20 Mei. Bahkan sudah ditindaklanjuti dan menjadi keputusan rapat antara dirinya selaku KPA, MK dan PT Rivomas Pentasurya selaku kontraktor. Saat itu semua sudah sepakat kontrak diakhiri. Belakangan ia baru tahu keputusan tersebut tidak diterima atasan. Di tempat terpisah, Ketua MK dari PT Bina Karya Utama, Herry Mujiono membenarkan progress pembangunan baru 25 persen. Kondisi itu tergambar dari fisik di lapangan yakni, lantai gedung sudah dicor setengahnya. Kemudian konstruksi dari basement ke lantai satu. “Kalau lantai sudah dicor semua, artinya pembangunan hampir 30 persen dengan material on site,” tukasnya. Ia meyakini, menjelang Idul Fitri pekerjaan bakal kembali melambat. Apalagi ada libur selama satu pekan. Bila dikalkulasi secara sederhana, progres 30 persen baru akan tercapai Juli nanti. Padahal dalam time line pekerjaan seharusnya sudah ada di lantai ke enam atau tujuh. “Kontraktor masih belum optimal bekerja. Ini masih terlalu lambat,” tukasnya. (ysf)

Tags :
Kategori :

Terkait