PENINGKATAN pengunjung pusat-pusat perbelanjaan, menyebabkan sejumlah ruas jalan mengalami kepadatan. Bahkan, di beberapa lokasi sempat terjadi kemacetan, misalnya di Jl Siliwangi di sekitar Pasar Pagi. Arus lalu lintas macet lantaran antrean kendaraan menuju arah alun-alun Kejaksan yang memanjang sampai sekitar Pasar Pagi.
Situasi itu diperparah dengan arus kendaraan yang tidak kalah padatnya dari arah Jl Siliwangi menuju Jl Kanggraksan dan angkot yang berhenti sembarangan di sekitar Pasar Pagi. Namun, kepadatan tersebut mencair memasuki Jl Karanggetas. Kondisi serupa juga terjadi di Jl Tentara Pelajar. Antrean kendaraan yang akan masuk ke Grage Mall diperparah dengan angkot dan becak yang berhenti sembarangan.
Bahkan, di beberapa titik terlihat parkir badan jalan dadakan, baik roda dua maupun roda empat. Namun, di lokasi tidak terlihat aparat kepolisian. Hanya saja, putaran di bundaran Gunungsari menuju arah Jl Tentara Pelajar ditutup untuk mengurangi bertambah parahnya kemacetan.
Menurut salahseorang pengguna jalan, Kusmana (28), kepadatan kendaraan tersebut terjadi setelah pukul 12.00 dan semakin sore kondisinya semakin padat. “Tadi pagi saya lewat sih belum macet kayak gini,” ujarnya saat ditemui di halaman parkir salahsatu pertokoan di kawasan tersebut, Minggu (29/8).
Petugas kepolisian yang berjaga di Pospol Gunungsari, menolak memberi penjelasan. Menurutnya penjelasan soal kondisi lalu lintas dan strategi yang dijalankan untuk menanggulangi kemacetan bukan menjadi wewenangnya. “Bukan wewenang saya Mas. Tapi sampe sore kayaknya seperti ini macetnya,” ujar pria berbadan tambun yang identitasnya menolak dikorankan.
Dari pantauan Radar, hanya satu petugas Polisi yang berada di lokasi tersebut. Kepadatan kendaraan terlihat terus bertambah sejak pukul 12.00 hingga pukul 15.30. Bahkan, antrean kendaraan yang hendak masuk ke mal semakin memanjang ke arah simpang empat Gunungsari.
Pengamat Tata Ruang, Edi Mulyana ST, menjelaskan, kepadatan kendaraan di kawasan Gunungsari memang wajar terjadi, lantaran di lokasi itu terjadi bottle neck karena pertemuan beberapa arus kendaraan dari arah Jl Wahidin, Jl Kartini, Jl Tuparev, Jl Tentara Pelajar dan Jl Ciptomangunkusumo. “Kondisi ini mesti dibarengi dengan penambahan luas jalan,” ujar dia dalam sebuah perbincangan.
Selain itu, kata dia, utilitas yang dapat memperparah kemacetan agar dikendalikan. Misalnya parkir badan jalan untuk roda dua, roda empat, pemberhentian angkot, becak dan pedagang kaki lima. “Perlu juga dipikirkan untuk pejalan kakinya,” ujar akademisi Sekolah Tinggi Teknik Cirebon (STTC) ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM), Mulyono SE, pernah mengutarakan mengenai rencana pelebaran Jl Ciptomangunkusumo yang saat ini sudah mulai dalam tahap perintisan. Pelebaran jalan tersebut sudah terlihat di Jl Ciptomanguniusumo dekat Carrefour, SMAK BPK Penabur dan SMAN 2 Cirebon. Harapannya, pelebaran jalan itu dapat mengimbangi peningkatan volume kendaraan yang melintas. (yud)