INDRAMAYU - Warga yang menggelar acara hajatan biasanya akan mendapatkan beras dari hasil kondangan. Namun, berhati-hatilah ketika hendak menjual beras tersebut. Dari data yang dihimpun, di wilayah Indramayu, terdapat sejumlah tengkulak yang berbuat curang dengan memainkan timbangan. Biasanya tengkulak tersebut menawar beras yang dimiliki dengan harga tinggi. “Tengkulak itu biasanya disebut grandong.Mereka berani membeli beras kondangan di atas harga pasaran. Dengan tawaran harga tinggi itu, warga yang habis hajatan tergiur ingin menjualnya,” ujar Mawi, warga Desa Bugel, Kecamatan Patrol. Menurut Mawi, ulah tengkulak grandong mengurangi timbangan sudah berjalan cukup lama. Dalam operasinya, mereka mencari warga yang habis menyelenggarakan hajatan, sekaligus transaksi dilakukan melalui jaringan perantaranya. Tengkulak grandong kemudian mendatangi si penjual beras untuk melanjutkan transaksi. Setelah harga disepakati, kemudian menimbangnya. “Saat ini harga pasaran beras kondangan dari warga yang habis hajatan ke tengkulak Rp700 ribu per kuintalnya. Tapi kalau tengkulak grandong berani membeli Rp740 ribu per kuintal,” terangnya. Iwan, warga lainnya menambahkan, dalam satu karung, para tengkulak ini memainkan timbangan dengan menambah hingga 4 kilogram. Artinya, uang dibayarkan pada masyarakat yang menjual beras kurang 4 kilo. “Si penjual tidak tahu kalau timbangannya dimainkan. Jadi ya mereka senang saja karena berasnya dihargai tinggi. Padahal mah mereka rugi, karena dicurangi,” tuturnya. Sementara, bagi warga yang sudah mengetahui ulah tengkulak grandong, mereka memilih menjual ke pihak lain, meski harganya rendah. “Jadi saran saya pintar-pintar saja agar tidak ketipu. Ingin untung, malah buntung karena timbangannya dicurangi,” tuturnya. (kom)
Hati-hati, Tengkulak Beras Mainkan Timbangan
Selasa 11-07-2017,18:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :