Jamaah Bandel, Banyak Koper Kena Sortir
JAKARTA - Setelah disorot tajam, persoalan rombongan haji jumbo Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali akan diaudit oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenag. Tim auditor internal itu akan mengaudit apakah rombongan yang terdiri atas sekitar 30 orang itu memengaruhi kinerja pelayanan haji kepada masyarakat.
Pernyataan tegas itu disampaikan langsung oleh Irjen Kemenag M Jasin. Sesuai tugasnya, mereka siap mengaudit secara akuntabel meskipun melibatkan menteri. \"Inti dari audit ini adalah bertujuan perbaikan layanan haji di tahun-tahun berikutnya,\" kata dia yang kemarin (3/11) masih berada di Makkah, Arab Saudi.
Mantan wakil ketua KPK itu menuturkan, audit penyelenggaraan haji berlaku menyeluruh. Tidak hanya berfokus kepada urusan tudingan bahwa Menag Suryadharma Ali membawa rombongan dengan mengambil kursi atau kuota jamaah haji reguler. Jasin mengatakan, tugas audit oleh jajaran Itjen Kemenag tersebut diatur dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 10 Tahun 2010.
Jasin menerangkan, fokus audit yang dilakukannya adalah soal kinerja Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji. \"Sebab, tugas kami sebagai pemerintah ialah melayani masyarakat dalam urusan penyelenggaraan ibadah haji,\" ujar dia. Pelayanan itu harus dilakukan dengan kinerja yang mantap.
Dia sendiri menyatakan belum berani menyimpulkan adanya pelanggaran kinerja penyelenggaraan haji, termasuk rombongan haji jumbo Menag. Itjen juga belum memastikan apakah rombongan Menag Suryadharma itu benar-benar mengambil kursi atau kuota reguler yang tidak terserap di masyarakat. \"Sekarang auditnya masih undergoing process. Tidak sehat jika belum rampung sudah kami publikasikan,\" beber dia.
Incaran audit lain yang sedang dibidik tim Itjen Kemenag adalah soal pemondokan. Dia mengatakan, jika persentase kinerja urusan pemondokan itu sekitar 60 persen, harus diperbaiki.
Begitu pula halnya dengan urusan transportasi serta konsumsi selama jamaah haji berada di tanah air dan di Arab Saudi. Jika nilai kinerjanya kurang dari 60 persen, masuk kategori jelek dan harus diperbaiki. Persentase kinerja ideal, menurut dia, adalah 80 persen untuk masing-masing sektor layanan haji. Jasin berjanji akan membukukan hasil audit pelaksanaan haji secara menyeluruh.
Sekjen Kemenag Bahrul Hayat bersikukuh bahwa tudingan adanya rombongan haji jumbo itu tidak benar. Dia mengatakan, rombongan Menag selaku amirulhaj hanya terdiri atas sepuluh orang, termasuk Menag. \"Mereka ini memang menggunakan kuota khusus petugas amirulhaj,\" kata dia.
Munculnya sejumlah PNS Kemenag dalam daftar rombongan Menag Suryadharma dia sebut murni karena tugas aparatur. \"Misalnya, saya ke sana itu tugas sebagai wakil penanggung jawab. Begitu pula, Pak Zubaidi (kepala PIH Kemenag, Red) bertugas sebagai pengendali Media Center Haji,\" kata dia.
Jika ada nama-nama kolega Menag Suryadharma, Bahrul menuturkan bahwa mereka itu berhaji atas tanggungan sendiri dan tidak menjadi beban Kemenag. Termasuk beban kuota haji. \"Tidak ada jatah kursi haji setiap tahun untuk Menag,\" tegasnya.
Sementara itu, dari Jeddah dikabarkan masih banyak jamaah haji yang membandel sehingga barang bawaannya terkena sortir dan tidak bisa dibawa pulang ke tanah air. Kepala Sektor Bandara King Abdul Aziz Jeddah Mochammad Taslim menuturkan, setiap hari ada barang-barang jamaah yang disortir. \"Rata-rata setiap kloter ada dua koli barang yang disortir,\" kata dia kepada tim MCH (Media Center Haji) Kemenag.
Di antara barang yang disortir itu adalah air zam-zam di luar ketentuan, penanak nasi, piring, belanga, dan aneka jenis barang pajangan. Barang-barang itu hampir dipastikan ditinggal selamanya di Saudi. Taslim mengatakan, aturan penerbangan sudah tegas melarang jamaah membawa barang-barang itu. (wan/c4/agm)