Gangguan Fiskal Ancam Pemindahan Ibu Kota Negara

Senin 17-07-2017,20:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengingatkan rencana pemindahaan ibu kota dan pusat administratif pemerintah dilakukan secara cermat. Itu karena, fiskal tengah menjadi tantangan ekonomi nasional. Apalagi,  kondisi ekonomi global belum sepenuhnya stabil. ”Salah satu tantangan tentu ekonomi fiskal. Nah, kalau mau memindahkan ibu kota, mesti pelajari dengan saksama dan direncanakan dengan baik. Kami terus mengikuti,” tutur Gubernur BI, Agus Martowardojo, akhir pekan lalu. Menurut Agus, rencana pemindahan ibu kota sejauh ini masih sebatas wacana. Karena itu, Agus tidak mau berspekulasi dan berkomentar melebihi kapasitasnya sebagai orang nomor satu di lingkungan BI. Termasuk saat disinggung soal kemungkinan ikut memboyong kantor pusat BI kalau ibu kota pindah, Agus tidak mau menjawab. Mantan menteri keuangan (Menkeu) itu hanya memilih tersenyum simpul. ”Saya tidak bisa jawab itu, pemindahan ibu kota kan sebatas wacana,” elak Agus. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak ingin membahas soal pemindahaan ibu kota. Itu karena rencana tersebut tengah dalam tahap kajian. Padahal, kandidat calon ibu kota telah mengerucut menjadi tiga provinsi. Presiden masih tetap bungkam dan tidak mau menyebut nama daerah secara spesifik untuk mencegah harga tanah melambung. ”Kalau saya sebut nama misal Berau, harga tanah langsung melangit,” tegas Jokowi. Sekadar diketahui, saat ini kajian pemindahaan ibu kota masih dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Kajian itu menyedot kocek negara sekira Rp7 miliar. Pemerintah mematok kajian itu rampung tahun ini. Dengan begitu, persiapan pemindahaan ibu kota bisa direalisasikan tahun depan. (far)

Tags :
Kategori :

Terkait