INDRAMAYU–Petani di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu resah dengan munculnya hama wereng dan klowor (kerdil hampa). Akibatnya, ratusan hectare sawah gagal dipanen. Para petani pun terpaksa harus melakukan tanam ulang, dan menderita kerugian yang cukup besar. Seperti terjadi di Desa Cipedang, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu. Di daerah tersebut, sekitar 50 persen areal tanaman padinya diserang hama dan mengalami gagal panen. Hal tersebut diungkapkan anggota DPRD Indramayu asal daerah tersebut, Dalam SH KN. Dalam, yang juga berasal dari keluarga petani mengatakan, petani terpaksa melakukan tanam ulang karena hama tersebut. “Yang harus melakukan tanaman ulang bisa mencapai ratusan hektar,” tutur Dalam kepada Radar. Dikatakan, serangan hama wereng maupun klowor berlangsung cepat dan mudah menyebar. Meski sudah dilakukan upaya pengobatan, namun tanaman padi tetap tak bisa diselamatkan. Para petani pun pasrah, dan terpaksa harus melakukan penanaman ulang. Dalam mengungkapkan, serangan hama itu di antaranya menyerang tanaman padi miliknya di lahan seluas sepuluh hektare. Menurutnya, seluruh tanaman padi miliknya tersebut mati dan harus dilakukan penanaman ulang. Padahal tanaman padi miliknya sudah berumur satu bulan. “Kami sudah menghabiskan biaya besar untuk pengolahan lahan, penanaman, perawatan maupun pemupukan. Biaya yang telah dikeluarkannya sekitar Rp4 juta untuk satu hektar. Kalau digabungkan dengan petani lainnya, bisa mencapai ratusan juta,” ungkapnya. Dalam pun mengaku kecewa dengan tidak adanya kepedulian dinas terkait terhadap serangan hama yang merugikan petani. Selain tak adanya bantuan pestisida, juga tak ada sosialisasi mengenai pola tanam yang dianjurkan. “Mestinya pihak Dinas Pertanian harus turun ke lapangan. Berikan bantuan obat (pembasmi hama) dan sosialisasi,” tegas Dalam. Sementara Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang, mengakui serangan hama wereng dan klowor telah membuat tanaman padi milik petani menjadi menurun produktivitasnya. Bahkan, adapula yang gagal panen hingga harus tanam ulang. Sutatang menilai, maraknya serangan hama pada tanaman padi disebabkan siklus penanaman padi yang tidak terputus sejak 2016 lalu. Hal itu menyusul tingginya curah hujan yang membuat suplai air pada areal sawah tetap terjaga. “Siklus hama pun jadi tidak terputus karena tanaman padi selalu ada. Harusnya pola tanamannya padi – padi – palawija. Jangan padi terus menerus,” tandas Sutatang. (oet)
Hama Wereng dan Klowor Serang Padi, Ratusan Hektare Sawah di Indramayu Gagal Panen
Selasa 18-07-2017,13:30 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :