Ih Ngeri, Kecanduan Dumolid Efeknya Bisa Berujung Kematian

Minggu 13-08-2017,09:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

JAKARTA- Penyalahgunaan obat dumolid, pil penenang golongan psikotropika yang dipakai artis Tora Sudiro bisa berujung fatal jika digunakan jangka panjang. Ada alasan kuat mengapa peredaran dan pendosisan obat dumolid diatur sangat ketat dalam dunia medis. Dalam keterangan tertulis hellosehat.com, baru-baru ini, kebanyakan obat adiktif jika dikonsumsi cukup lama dapat menyebabkan depresi. Hal ini sangat umum terjadi pada obat penenang. Semakin lama seseorang menggunakan obat penenang, semakin rentan mengalami kecemasan. Ini karena tubuh sudah beradaptasi sepenuhnya dengan efek obat tersebut, sehingga tingkat stres dan kecemasan yang tadinya dapat ditekan secara efektif kini malah meningkat berlipat ganda. Sehingga semakin memicu gejala depresi. Penggunaan obat penenang juga telah lama diperdebatkan dapat mengganggu kemampuan kognitif otak untuk belajar. Tidak hanya mengganggu kemampuan pemahaman visual-spasial, kecepatan pengolahan pikiran dan persepsi juga kemampuan untuk menyerap percakapan verbal saat sedang di bawah pengaruh obat. Akan tetapi penurunan kemampuan ini tidak sepenuhnya kembali bahkan setelah orang tersebut menarik diri dari penggunaan obat. Salah satu gejala yang paling mengganggu dari penggunaan obat penenang jangka panjang adalah depersonalisasi. Ini berarti seseorang merasa terpisah dari dunia nyata. Sulit untuk mendeskripsikan gambaran seperti apa depersonalisasi itu, kecuali jika seseorang sudah pernah mengalaminya. Tetapi pada umumnya laporan dari berbagai pasien ketergantungan obat penenang sering mengatakan hal-hal seperti, “Saya tidak merasa cukup nyata,” atau, “Lengan saya tidak terasa terhubung ke tubuh saya,” atau “Ketika saya berada di sebuah kerumunan ramai, saya merasa jiwa saya terlepas dari tubuh dan saya bisa melihat diri saya dan orang-orang tersebut dari sudut pandang di luar tubuh saya.” Semua deskripsi aneh itu berarti orang tersebut mengalami depersonalisasi. Bahkan parahnya lagi, gejala sakau (ketagihan) obat dumolid bisa sebabkan koma. Ketergantungan dapat mengakibatkan gejala sakau dan bahkan kejang ketika obat dihentikan tiba-tiba. Ada risiko yang signifikan dari kejang, stroke, serangan jantung, atau halusinasi jika berhenti mengonsumsi dumolid secara tiba-tiba setelah begitu lama mengalami ketergantungan. Gejala sakau dumolid bisa sangat buruk dan mengganggu. Depersonalisasi biasanya timbul lebih buruk selama periode sakau akut. Gejala sakau obat Dumolid bahkan dikatakan lebih buruk dari gejala sakau heroin. Dan ketika obat Dumolid disalahgunakan bersama obat lain dan atau diminum bersama alkohol, efeknya bisa berupa koma atau bahkan kematian. (ika/jpc)  

Tags :
Kategori :

Terkait