Chris John 17 Kali Pertahankan Gelar Super Champions
SINGAPURA - Gelar Super Champions kelas bulu WBA masih tetap milik Indonesia. Ini setelah untuk ke-17 kalinya Chris John berhasil mempersembahkan gelar tersebut kepada Tanah Air.
Tadi malam, di Marina Bay Sands Singapura, petinju dengan julukan The Dragon atau Sang Naga ini berhasil menang angka mutlak atas penantang dari Thailand, Chonlatarn Piriyapinyo.
\"Untuk masyarakat Indonesia, keluarga, dan sahabat, terima kasih atas dukungannya, sehingga saya bisa memenangkan pertandingan ini. Kemenangan ini adalah berkat doa dan dukungan kalian semua,\" kata Chris setelah pertarungan.
Kemenangan tersebut sekaligus menghentikan rekor sang lawan yang tak pernah terkalahkan. Ya, sebelum bertemu Chris, Chonlatarn telah membukukan 44 kali naik ring yang selalu berujung dengan kemenangan. Bahkan, 27 di antaranya berhasil diraih dengan hasil KO. Namun, tadi malam rekor bersih dari kekalahan tersebut ternoda, Chonlatarn takluk dari Chris.
\"Dia (Chonlatarn, red) termasuk lawan yang sulit untuk ditaklukkan. Dalam pertarungan tadi, saya sudah berusaha keras untuk melancarkan pukulan-pukulan keras di bagian kepala dan perutnya. Tapi, dia selalu menghindar dengan cepat,\" ungkap petinju berusia 33 tahun itu.
Terlepas dari itu, Marina Sands Bay memiliki sejarah manis dalam karir tinju Chris. Pasalnya, sudah dua kali petinju asal Banjarnegara, Jawa Tengah ini mempertahankan gelar tersebut. Ya, pada 5 Mei lalu, berhasil mempertahankan gelarnya yang ke-16 setelah menaklukkan petinju Jepang Shoji Kimura.
Prestasi yang sama juga diukir oleh Daud Cino Yordan. Dia juga berhasil memperpanjang gelar kemenangannya setelah berhasil menang dengan angka mutlak atas petinju Inggris kelahiran Mongolia Choi Tseveenpurev dalam kejuaraan dunia kelas bulu versi IBO di Marina Bay Sands, Singapura, tadi malam.
Sayang, kemenangan tersebut tidak lantas membuat Daud memenuhi ambisinya. Ya, sebelumnya Daud menargetkan menang Knock Out (KO) atas petinju berusia 41 tahun, atau lebih tua 16 tahun dari Daud tersebut. Namun, ambisi tersebut kandas, sang lawan bertarung di luar dugaan.
Memang, Choi Tseveenpurev, kelahiran Ulan Bator, Mongolia, 6 Oktober 1971 (41 tahun) memiliki rekor bertarung 36 kali menang (24 di antaranya dengan KO) dan lima kali kalah, sedangkan Daud Yordan berusia 25 tahun dengan rekor bertarung 29 kali menang, (23 di antaranya dengan KO) dan dua kali kalah.
Nah, pertarungan rapat dengan mengandalkan pukulan pendek yang diperagakan oleh Choi cukup menyulitkan Daud. Bahkan, meski tak muda lagi secara usia, nyali Choi cukup besar dengan sesekali mengajak Daud bermain terbuka. Jual beli pukulan pun sempat mewarnai ronde tiga dan lima.
Kondisi tersebut membuat The Stone \"julukan Daud\" tidak bebas mengeluarkan pukulan-pukulan kerasnya. Padahal, petinju yang memiliki 33 rekor bertanding dengan 29 kali menang (23 kali KO), kalah 2 terkenal memiliki killing punch. Sayang, senjata andalannya tersebut tak tampak sepanjang pertandingan.
Memasuki ronde kedelapan, Daud berhasil mengambil alih pertarungan. Kombinasi upper-cut dan hook yang keras membuat dia berhasil mendikte Choi. Bahkan, sang lawan sempat terjatuh sebanyak dua kali. Masing-masing pada ronde kedelapan dan ronde 12. Sayang, wasit Phil Austin asal Australia tidak menilai itu sebagai angka. Pasalnya, Choi dinyatakan jatuh karena terpeleset, bukan akibat hentakan pukulan dari The Stone. (dik)